Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Membaca Undecided Voters di Tengah Anomali Elektoral

15 Desember 2023   22:35 Diperbarui: 17 Desember 2023   07:08 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IlustrasiUndecided Voters. (Sumber: KOMPAS.com)

Bertolak dari analisis kombinasi hasil sigi Litbang Kompas dan elaborasi kualitatif  perihal siapa undecided voters di atas, dugaan saya pasangan paling potensial yang bakal memperoleh limpahan suara-suara undecided voters itu adalah pasangan Anies-Cak Imin. Berikut argumentasinya.

Pertama, para pemilih bimbang itu sebagian besar adalah pemilih Jokowi-Ma'ruf di Pemilu 2019 yang kehilangan kepercayaan atau setidaknya memicu keraguan mereka oleh sebab beberapa anomali pemilu yang semua faktor penyebabnya terkait dengan pemerintahan Jokowi saat ini. Keraguan ini akan mendorong mereka pada akhirnya untuk mengalihkan dukungan kepada paslon yang tidak didukung oleh Jokowi.

Lantas mengapa potensial bakal ke Anies-Cak Imin, dan bukan ke Ganjar-Mahfud?  Karena Anies-Cak Imin dianggap clear dari kasus-kasus pemicu anomali tadi selain sejak awal telah memposisikan diri sebagai antitesa Jokowi. Sementara Ganjar-Mahfud masih terkait dengan salah satu pemicu munculnya anomali, yakni ketidak-tegasannya mengambil posisi politik terhadap pemerintahan Jokowi.

Kedua, para pemilih bimbang itu adalah floating mass yang tidak memiliki afiliasi politik yang kuat dengan paslon manapun. Dalam konteks ini, saya melihat positioning politik elektoral Anies-Cak Imin yang lugas sebagai antitesa Jokowi akan menjadi opsi alternatif yang lebih menarik bagi undecided voters ketimbang Ganjar-Mahfud yang peragu.

Ketiga, undecided voters itu sebagiannya juga merupakan pemilih yang kecewa dengan langkah politik Prabowo pasca kekalahannya di Pemilu 2019, lalu tidak tahan jadi oposisi (meminjam frasa Anies dalam Debat Capres kemarin) dan memilih bergabung ke dalam pemerintahan.

Seperti ditemukan dalam banyak hasil survei, secara elektoral (dengan basis analisis sosio-kultural terutama) pemilih Prabowo dulu memiliki irisan yang kuat dengan karakteristik pemilih Anies-Cak Imin saat ini. Dengan asumsi ini, maka pemilih Prabowo yang kecewa tadi jelas akan lebih memilih Anies-Cak Imin ketimbang Ganjar-Mahfud.

Tentu saja, ini semua hanya kalkulasi prediktif dengan menimbang sedikit variabel dalam analisisnya. Masih ada sejumlah variabel dan sejumlah catatan prasyarat yang bisa saja memengaruhi pilihan ke arah mana pemilih bimbang itu melabuhkan suaranya.  Misalnya strategi kampanye dan tawaran-tawaran gagasan programatik, khsusnya dalam debat sesi-sesi berikutnya.

Namun demikian, sekali lagi, peluang potensial meraih limpahan para pemilih bimbang itu nampaknya ada pada posisi Anies-Cak Imin. Masalahnya, apakah tim pemenangan AMIN bisa memaksimalkan potensi itu menjadi efektif atau tidak. Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun