Pemilih rasional adalah pemilih otonom. Dan otonomi itu disandarkan pada akal sehat dan nalar jernih masing-masing. Tentu dengan modalitas informasi kredibel dan memadai, wawasan elektoral yang cukup, dan akhirnya suara hati nurani yang tak mungkin dimanipulasi. Â Â Â
Pemilih rasional dengan antara lain karakteristik yang demikian itu penting untuk memastikan sedikitnya dua tujuan strategis elektoral berikut ini.
Pertama, Pemilu berlangsung dengan tertib, aman, damai dan tetap dalam suasana harmoni kebangsaan. Karena para pemilih yang menggunakan akal sehat dan nalar yang jernih tidak mungkin melakukan tindakan-tindakan irasional yang bisa mencederai proses dan hasil pemilu sendiri.Â
Pemilih rasional tidak akan terlibat dalam berbagai perilaku destruktif seperti ikut menyebar hoaks, fitnah, kampanye hitam, ujaran kebencian apalagi saling menyakiti sesama warga.
Kedua, Pemilu dapat menghasilkan para pemimpin-pemimpin yang terbaik, baik di legislatif maupun di eksekutif. Karena para pemilih dengan akal sehat dan nalar jernih tidak mungkin memberikan mandat yang sangat berharga untuk memimpin bangsa hanya dengan pertimbangan-pertimbangan emosional dan alasan-alasan yang sama sekali tidak relevan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H