Melek secara elektoralÂ
Para pemilih cerdas adalah mereka yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai seputar kepemiluan. Sebut saja literate secara elektoral, artinya mereka melek terhadap pengetahuan dan wawasan kepemiluan. Tidak perlu canggih dan mendalam, cukup melek berkenaan dengan aspek-aspek mendasar kepemiluan.
Misalnya tahu dan sadar bahwa Pemilu merupakan sarana untuk mengejewantahkan hakikat kedaulatan rakyat, kedaulatan yang dimiliki sebagai warga negara, dan ini adalah salah satu hak dasar, hak azasi setiap warga negara.
Para pemilih cerdas juga faham, bahwa Pemilu dilaksanakan untuk memperbarui keabsahan (legitimasi) kekuasaan dan dukungan rakyat terhadap pemerintahan yang kemudian terpilih dan terbentuk.
Melalui Pemilu kehidupan berbangsa dan bernegara diperbaiki setiap kekurangannya secara periodik. Dan akhirnya, perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara secara umum akan berpengaruh terhadap derajat perbaikan kehidupan warga negara. Â
Menelusuri rekam jejak para kandidat
Dengan literasi kepemiluan yang memadai para pemilih cerdas akan menyadari, bahwa dalam menentukan pilihan baik terhadap para calon anggota legislatif maupun calon Presiden-Wakil Presiden seyogyanya tidak dilakukan sembarang, tidak asal pilih. Mereka harus pastikan bahwa para kandidat pemimpin yang akan dipilihnya adalah figur-figur terbaik.
Oleh sebab itu mereka akan melakukan tracking (penelusuran) terhadap rekam jejak para kandidat. Siapa mereka, bagaimana track recordnya, serta apa saja yang telah atau potensial dapat mereka lakukan untuk kepentingan rakyat jika terpilih nanti. Jangan sampai seperti memilih kucing dalam karung. Tanpa mengetahui secara utuh siapa para kandidat pemimpin ini, bisa-bisa nanti yang terpilih adalah "kucing garong".
Selektif menyerap informasi
Sebagaimana kita tahu, menyertai tahapan Pemilu ini berbagai informasi seputar kepemiluan akan mengarus deras di ruang-ruang publik, terutama melalui platform-paltform digital. Pengalaman menunjukkan bahwa di antara arus deras informasi yang akurat dan kredibel seringkali menyelinap konten-konten berita hoax atau fakenews kepemiluan yang bisa menyesatkan jika tak hati-hati menyerapnya.
Pemilih cerdas dengan dukungan literasi media yang baik akan hati-hati dalam menyerap dan mencerna setiap informasi kepemiluan yang beredar. Berbagai konten kepemiluan baik berupa video maupun narasi tekstual yang tersebar melalui berbagai platform, terutama media sosial akan disaring dengan ketat. Langkah ini penting untuk memastikan dirinya tidak salah menentukan pilihan, tidak mudah terbawa arus dalam kebiasaan buruk saling memviralkan informasi-informasi yang tidak jelas sumber dan kesahihannya.