Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gabung Prabowo, Apa yang Dicari Demokrat?

18 September 2023   22:35 Diperbarui: 19 September 2023   07:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Efek ekor jas ? 

Meraih coat tail effect, efek ekor jas ? Ini bisa jadi "sesat" pikir dan salah kalkulasi. Inisiator sekaligus leadernya poros KIM itu Gerindra dan Prabowo. Gerindra yang mengawali pembentukan satu poros koalisi bersama PKB. Golkar dan PAN, apalagi partai-partai non-parlemen PBB dan Gelora, semuanya adalah follower. PKB sendiri sudah pindah haluan ke KPP dan mendukung Anies.

Efek ekor jas sudah pasti akan diraih secara siginifikan oleh Gerindra lantaran bakal Capresnya adalah Prabowo, sang Ketua Umum. Apalagi jika yang menjadi bakal Cawapresnya figur non-partai seperti Erick Tohir. Efek ekor jas akan relatif utuh diperoleh Gerindra, tidak tercecer ke partai lain dalam poros KIM.

Gerindra akan mendapatkan limpahan besar efek ini. Semua partai anggota koalisinya, termasuk Demokrat tidak akan memperoleh banyak dari efek ekor jas ini. Bahkan, salah satu modalitas penting elektoral yang dimiliki Demokrat, yakni popularitas SBY bisa jadi juga akan tenggelam, takkan memberikan insentif elektoral yang berarti bagi Demokrat.

Portofoloi di Kabinet

Terakhir, paling ini yang masih mungkin bisa diperoleh manakala Demokrat akhirnya benar-benar jadi gabung dengan KIM. Yakni salah satu atau dua posisi Menteri di Kabinet KIM (Jilid II ?). Tentu saja jika Prabowo-Erick Tohir atau Prabowo-Ridwan Kamil atau Prabowo-Gibran Rakabuming memenangi kontestasi. Jika kalah, maka ambyar sudah semuanya.

Portofolio tidak didapat, tagline atau political branding sebagai partai pengusung perubahan kadung sudah tenggelam untuk kebutuhan adaptasi politik elektoral dengan poros KIM.

Bagaimana jika Prabowo dengan siapapun berpasangan misalnya memenangi kontestasi?  Mungkin saja memang bakal dapat jatah. Tetapi hemat saya, peluang ini juga tidak akan mudah diraih.

Poros KIM itu rumah besar yang dibangun bukan oleh satu-dua orang yang tampak nyata di panggung depan politik electoral saja. Tetapi juga ada aktor-aktor di panggung belakang yang bisa jadi sangat powerfull dan memiliki determinasi tinggi dalam menentukan arah perjalanan KIM sebagai pemenang Pilpres. Sekali lagi ini pengandaian. Salah satunya jelas Jokowi.  Nah, untuk bisa memperoleh satu-dua slot di kabinet, Demokrat tampaknya bakal menghadapi semacam proses screening kepantasan dan kelayakan untuk diberi jatah.  Wallahu'alam.    

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun