Faktor kedua tokoh ini hemat saya akan memberi insentif elektoral yang tak kalah pentingnya bagi potensi keberhasilan Anies-KKP dalam menciptakan arena kontestasi menjadi keras dan kompetitif. Keempat, dalam KKP ada PKS yang dikenal memiliki kader-kader militan dan infrastruktur mesin partai yang solid dan dinamis di akar rumput.
Kelima, para pemilih Prabowo-Sandi di Pemilu 2019 silam yang dikecewakan oleh kedua tokoh ini lantaran sikap politiknya yang kemudian bergabung dengan koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin tampaknya akan memberikan dukungannya pada koalisi Anies-KKP, bukan pada Prabowo yang dianggap telah mengkhianati kepercayaan mereka di 2019.Â
Mereka antara lain ada di FPI dan HTI, yang meskipun secara organisasi-kelembagaan telah dibubarkan, massanya terus bergerak di akar rumput dengan semangat mengakhiri barisan status quo.Â
Mereka juga ada di barisan Alumni 212 dan para pemilih muslim yang kritis, yang belakangan makin tumbuh semangatnya dengan kehadiran tokoh-tokoh akademisi yang secara personal juga memberikan perlawanan terhadap status quo seperti Rocky Gerung, Rizal Ramli, Refly Harun, Faisal Basri dll.
Last but not least adalah perpecahan di kalangan Jokowian (relawan dan para pendukung fanatik Jokowi pada dua Pemilu sebelumnya, termasuk pentolan-pentoalan PDIP dan PSI) yang  belakangan merebak ke ruang publik.Â
Hemat saya situasi ini akan menggerus sekaligus potensi dukungan suara baik untuk koalisi PDIP-PPP maupun KKIR yang secara statistik tadi memiliki modal suara diatas Anies-KKP.
Jadi, kontestasi Pilpres 2024 sangat mungkin memang akan berlangsung keras dan  kompetitif). Tetapi kontestasi keras dan kompetitif itu bukan terutama karena komposisi dan perbandingan prosentase angka-angka (modal) suara.Â
Melainkan lebih karena faktor-faktor kualitatif elektoral yang melekat pada ketiga barisan koalisi tersebut dan bisa sangat determinatif memengaruhi peta kalkulasi dukungan pemilih di atas kertas pada 14 Pebruari 2024 mendatang.
Penulis Dosen, Pegiat Sosial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H