[caption caption="Ilustrasi adu domba"][/caption]Hatur nuhun Kang Emil! Anda telah menolak dijadikan domba adu. Anda telah mengambil keputusan yang bijaksana dan tepat. Anda telah mengutamakan kepentingan bangsa dari pada menuruti ajakan orang egois yang mengutamakan keuntungan sendiri dan golongannya.
Lihat saja kondisi Jawa Barat sekarang, banjir dimana-mana, dan nampaknya pejabat yang sekarang sudah kewalahan menanganinya. Harapan kita ada di tangan Kang Emil, agar Bandung kembali jadi “Paris van Java”, agar Jawa Barat kembali jadi propinsi lumbung padi. Tapi jika “adu domba” antara Kang Emil vs Ahok terjadi, maka dampaknya sangat merugikan warga Bandung dan Jawa Barat.
Sebetulnya semua orang penasaran, ingin tahu, apa yang terjadi jika Kang Emil bertarung lawan Ahok. Pertarungan yang pasti berlangsung seru. Sementara Kang Emil dan Ahok berdarah-darah, penonton bersorak riuh-rendah. Bukan kita saja yang asyik nonton, bangsa tetangga sebelah-pun bakalan “nobar” (nonton bareng). Pasar taruhan di Asia akan meningkat tajam. Mungkin orang Australia-pun ikut bertaruh, apalagi orang Indonesia, tahu sendiri-lah sifat bangsa kita, jangkrik berantem aja dijadikan taruhan.
Tapi… tapi… tapi…, siapa yang akan menanggung akibatnya? Ya bangsa kita. Bangsa lain pada tertawa gembira melihat kita ber-adu domba. “Kok orang Indonesia goblok amat, pada berantem sendiri. Ntar klo mereka sudah loyo gara-gara sering berantem, mari kita masuk lagi nyuri ikan dan lainnya”
Hatur Nuhun Kang Emil! Semoga keputusan Kang Emil akan menjadi contoh bagi pejabat lainnya, agar sadar dan tidak mau dijadikan domba adu.
Politik adu domba sudah dikenal sejak lama di Indonesia.
1. VOC vs Kerajaan Banten
Tahun 1651, Sultan Ageng Tirtayasa, raja Kerajaan Banten berperang 3 kali melawan VOC. Kemudian VOC menjalankan taktik divide et impera (politik adu domba). Sultan Ageng Tirtayasa diadu dengan anaknya sendiri Pangeran Abdulkahar, dan yang menang VOC.
2. VOC vs Kerajaan Gowa-Tallo
Tahun 1666 VOC bertempur melawan Kerajaan Gowa-Tallo pimpinan Sultan Hasanudin. Mula-mula VOC kalah, kemudian VOC minta dukungan raja Bone. Sultan Hasanudin kalah dan VOC menang.
3. Inggris vs Indonesia dimasa kemerdekaan
Tahun 1945 Inggris datang ke Indonesia. Mereka mengerahkan tentara berkebangsaan India untuk menghadapi pejuang kita.
[caption caption="Gambar 1 : Tentara Inggris berkebangsaan India menangkap pejuang kita di Bekasi (sumber: www.iwm.org.uk"]
THE BRITISH OCCUPATION OF JAVA
Indian troops with four armed Indonesians captured at Bekassi before the village was burnt as a reprisal for the murder of five members of the Royal Air Force and twenty Maharatta riflemen whose Dakota transport aircraft crash landed near the village.
[caption caption="Gambar 2 : Tentara Inggris berkebangsaan India bertempur di Puncak melawan tentara kita (sumber: www.iwm.org.uk)"]
THE BRITISH OCCUPATION OF JAVA
One of two fatal casualties suffered by the 36th Indian Brigade from sniper fire at the Poentjak Pass during an operation to clear the northern road between Batavia and Bandoeng of Indonesian nationalist snipers and ambush squads.
Pejuang Indonesia sadar, sedang diadu domba oleh Inggris bertempur melawan tentara berbangsa India, maka mereka memasang poster, menghimbau kepada tentara berbangsa India untuk tidak bertempur melawan pejuang Indonesia.
[caption caption="Gambar 3 : Poster yang dipasang pejuang Indonesia untuk tentara berbangsa India (sumber: www.iwm.org.uk)"]
BRITISH OCCUPATION OF JAVA
A poster put up by Indonesian nationalists in Surabaya (Soerabaja) appealing to Indian troops not to fight against them.
Hasilnya cukup menggembirakan, ada 600 serdadu India yang “menyeberang” kepihak Indonesia. Lihat data dibawah ini:
Indonesian National Revolution
Defection in British Indian Army
The British Indian army participated in this campaign against the Republicans. However, about 600 Muslim soldiers, inspired by the republicans' "Allahu Akbar" war-cry, defected to the Republic with their weapons. 75 of these soldiers survived the war; some decided to stay in Indonesia and others returned to India or Pakistan.
Impacts
Estimates of Indonesian deaths in fighting range from 45,000 to 100,000 and civilian dead exceeded 25,000 and may have been as high as 100,000. A total of 1,200 British soldiers were killed or went missing in Java and Sumatra in 1945 and 1946, most of them Indian soldiers.
4. Inggris vs Indonesia di Kalimantan
Tahun 1965, ketika konfrontasi Indonesia vs Malaysia, Inggris mengerahkan tentara Gurkha yang ahli bertempur di hutan belantara untuk melawan sukarelawan kita
[caption caption="Gambar 4. Tentara Gurkha di Kalimantan (sumber: www.gettyimages.com)"]
British soldiers on a boat in Borneo. March 11, 1965 Credit: Stan Meagher
[caption caption="Gambar 5 : Tentara Gurkha menangkap sukarelawan Indonesia (sumber: jakartaisme.blogspot.co.id)"]
Adu Domba – Rhoma Irama
Adu domba adu domba mengadu domba
Domba dipertaruhkan
Demi keuntungan domba jadi korban (Diadu domba)
Demi kesenangan domba kesakitan (Diadu domba)
Sayang-sayang seribu kali
Domba-domba tak menyadari
Kasihan aduhai kasihan
Domba-domba pun bermusuhan
Hentikanlah hentikan itu kedhaliman
Janganlah dan janganlah kau mengadu domba
Adu domba adu domba mengadu domba
Sungguh suatu dosa
Adu domba adu domba mengadu domba
Perbuatan tercela
Jadilah seorang gembala
Di antara kawanan domba
Binalah dan peliharalah
Kerukunan antara domba
Bila ada orang suka memecah belah
Maka dia dikatakan pengadu domba
https://www.youtube.com/watch?v=fRsXINUfJB8
Salam Kompasiana
Chrisman Saragih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H