Mohon tunggu...
Chrisman Saragih
Chrisman Saragih Mohon Tunggu... Administrasi - Anak dua, cucu satu

Lahir di Bandung. Besar di Semarang. Gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Gas dan EBT Mengantar Kemandirian Energi Indonesia Hingga Tingkat Dunia

30 Desember 2015   19:28 Diperbarui: 4 April 2017   16:39 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Logo Pertamina"][/caption]

Apakah Visi dan Misi Pertamina? Dan apakah rencana dimasa mendatang?

Visi Pertamina: “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia

Misi Pertamina: “Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. [1]

Untuk mewujudkan Visi dan Misi-nya, Pertamina menentukan “Lima Pilar Prioritas Strategis” dan “Tata Nilai Perusahaan” yaitu: Clean, Confident, Costumer Focus, Competitive, Commercial, Capable, seperti tertera dibawah ini:

[caption caption="Strategi Prioritas Pertamina"]

[/caption]

Sumber: Mewujudkan Kemandirian Energi Menuju Satu Pertamina Baru, National Coference IIAA Agustus 2015, Yogyakarta.

Dengan “Lima Pilar Prioritas Strategis” Pertamina akan menjadi perusahaan energi nasional yang kuat dan mandiri, apalagi pemerintah Jokowi & JK memberi dukungan penuh kepada Pertamina, terbukti dengan penutupan Petral, sehingga Pertamina bisa berhemat USD 133 juta [2] dan pemerintah memberikan porsi mayoritas dalam mengelola Blok Mahakam dan blok lainnya. [3]

Demi mewujudkan Kemandirian Energi untuk Indonesia, Pertamina telah mengurangi impor minyak (premium) hingga 30 % [4] dan Pertamina sedang meminta kepada pemerintah agar mendapat kewenangan lebih besar dalam mengelola minyak dan gas. Saat ini Pertamina hanya memegang 24% dari total produksi nasional, sementara negara lain bagiannya lebih besar, seperti Malaysia (33%), Nigeria (40%), Norwegia (48%), Brasil (59%), Algeria (78%), Cina (85%), Saudi Arabia (99%). [5]

Tidak diragukan lagi Pertamina akan dapat mewujudkan kemandirian energi untuk Indonesia. Tapi, bagaimana di tingkat dunia? Seperti dalam kalimat “Kemandirian Energi untuk Indonesia Mendunia”?

Kata “Mendunia” disini sebetulnya sudah searah dengan visi Pertamina yaitu: “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia” dan untuk itu Pertamina punya rencana jangka panjang 2012-2016:

[caption caption="Rencana Jangka Panjang Perushaan"]

[/caption]

Sumber: Laporan Tahunan Pertamina 2014, halaman 26

Namun jika diperhatikan, rencana ini tidak bisa dikatakan “rencana jangka panjang” karena hanya sampai tahun 2016 dan masih berkutat pada skala nasional saja.

Apakah Pertamina sudah siap untuk bersaing di pasar dunia?

1. “Anak-Cucu” Pertamina

Untuk mampu “bertarung” dikelas dunia, Pertamina harus kuat, lincah dan gesit, hingga dapat melesat kedepan dengan cepat, seperti Valentino Rossi  ketika memacu kendaraannya.

[caption caption="Gambar 1. Valentino Rossi"]

[/caption]

Tapi nyatanya Pertamina dibebani oleh banyaknya anak-cucu perusahaan.

Apakah bapak dengan belasan anak di motornya, seperti dibawah ini, mampu bersaing dengan Valentino Rossi?

 [caption caption="Gambar 2. Belasan anak diangkut satu motor"]

[/caption]

Menteri BUMN Rini Soemarno saja kaget, ketika mengetahui Pertamina punya banyak anak-cucu usaha. [6].

Dibawah ini contoh “cucu” Pertamina yang tidak ada hubungannya dengan usaha Minyak, Gas dan EBT.

[caption caption="Gambar 3. Cucu Usaha Pertamina"]

[/caption]

Mengapa dulu Pertamina menciptakan begitu banyak “anak-cucu”? Pada waktu itu banyak lembaga negara yang tidak mampu mengikuti gerak cepat Pertamina, biasanya terhambat aturan birokrasi. Maka untuk mempercepat proses kerja, dibentuklah “anak-cucu” Pertamina. Anak-cucu perusahaan tidak hanya dimiliki oleh Pertamina, contohnya RS Pelni adalah anak perusahaan PT Pelni dan RS Pindad di Bandung merupakan anak perusahaan PT Pindad.

Jika betul-betul ingin “bertarung” dipasar dunia, Pertamina harus fokus, dan anak-cucu perusahaan harus ditanggalkan. Jangan sampai Pertamina jadi seperti warung kelontong, yang menjual bermacam-macam barang. Penjualnya sangat sibuk melayani pelanggan, tapi nilai barang yang dijualnya rendah.

[caption caption="Gambar 4. Warung Kelontong"]

[/caption]

Belum lagi nantinya Pertamina akan direpotkan dengan kondisi anak-cucu perusahaannya [7]

Anak-cucu perusahaan apa saja yang perlu ditanggalkan? Pada gambar dibawah ini yang berwarna hitam.

Sumber: Laporan Tahunan Pertamina 2014, halaman 142

2. Gas dan EBT (Energi Baru dan Terbarukan)

    2.1. Gas

Cadangan gas Indonesia diperkirakan hingga 59 tahun [8], sementara minyak akan habis 11 tahun lagi. Maka gas perlu mendapat perhatian khusus seperti EBT. Apalagi gas adalah energi yang bersih lingkungan. Nantinya gas menjadi “jembatan” penghubung dari era minyak bumi ke era EBT. Selama EBT masih dalam pengembangan, gas bisa jadi energi penunjang Indonesia

PT. Pertagas, anak usaha Pertamina, yang semula akan dilebur menjadi satu dengan PGN, sebaiknya tetap dipertahankan, tapi tugasnya hanya untuk menangani pembangunan pipa utama, sementara PGN yang membangun pipa untuk perumahan. Gas rumah tangga yang 3kg, 5kg dan lainnya serahkan saja ke PGN, sebab uangnya sedikit, urusannya rumit. Pertamina fokus saja ke bisnis skala besar dan international.

Pipanisasi:

Dengan berkembangnya explorasi Gas, maka dibangun banyak pipa seperti:

            1.1. Pipa Gresem (Gresik-Semarang) sepanjang 270 km [9]

            1.2. Pipa Arun-Belawan sepanjang 350 km. [10]

            1.3. Pipa gas dari proyek Mahakam hingga P. Jawa.

[caption caption="Gambar 5. Peta Trans-Asean Gas Pipeline Project"]

[/caption]

Pipa yang akan dibangun dari Blok Mahakam hingga P. Jawa harus dibangun dibawah air dan pasti tinggi biayanya, padahal di Blok Mahakam hanya tersisa 3.8 TCF (trillion cubic feet) atau tinggal 17,9 % lagi. [11]. Mengapa transportasi gas tidak menggunakan kapal?

BP Berau Ltd mengirimkan gas alam cair dari fasilitas LNG Tangguh di Papua ke PT PLN di Aceh dan Sumatera Utara dengan kapal. Mungkin pengangkutan dengan kapal akan lebih murah daripada membangun pipa gas.

Agar biaya pipanisasi bisa ditekan, Pertamina perlu mengusulkan kepada pemerintah agar membangun pembangkit tenaga listrik dan membuka kawasan industri disekitar lokasi eksplorasi gas, seperti di Arun (Aceh), di Mahakam (Kalimantan Timur) dan di Tangguh (Papua).

Ada yang aneh dalam tata usaha gas di Indonesia, ketika proyek listrik 35.000 MW diragukan akan berhasil, karena terbatasnya energi yang tersedia, terutama untuk memasok listrik di Papua,  BP Papua malah kesulitan menjual hasil produksi gas Train-3 karena tidak ada pembeli. [12]

    2.2. EBT (Energi Baru dan Terbarukan)

            2.2.1.   Sampah

Pertamina punya rencana memproses sampah Bantar Gebang jadi energi. [13] Tapi sampai sekarang belum terlaksana. Malah timbul konflik antara Pemprov. DKI dengan DPRD Bekasi, akibat sampah yang menggunung. Energi yang dihasilkan dari sampah tidak besar, tapi jika Pertamina berhasil merubah sampah jadi energi, bukan hanya warga Jakarta dan Bekasi yang tertolong, tapi juga bangsa Indonesia, sebab sampah sudah menjadi masalah besar di Indonesia.

            2.2.2.   Hydropower

Energi yang didapat dari Hydropower juga tidak besar, tapi Hydropower punya manfaat ganda.

  1. Menghasilkan listrik
  2. Menanggulangi banjir

Dimusim hujan Jakarta, Tangerang, Bekasi bahkan sampai Karawang digenangi air. Kerugiannya mencapai triliunan rupiah. Sebagian besar air datang dari kawasan Puncak.

Bagaimana caranya agar air dari kawasan Puncak tidak menggenangi daerah tersebut? Belokan dan gelontorkan air ke Teluk Pelabuhan Ratu. Bagaimana caranya? Buat bendungan untuk menampung, kemudian gelontorkan air kebawah, sekalian untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Dengan cara ini daerah Puncak dan Bogor mendapat listrik. Dimusim panas, air bendungan bisa dipakai untuk memasok air bersih dan untuk  pertanian.

[caption caption="Gambar 6. Skema Hydroelectric Dam"]

[/caption]

[caption caption="Gambar 7. Peta Daerah Puncak dan Teluk Pelabuhan Ratu"]

[/caption]

                2.2.3.     Geothermal

[caption caption="Gambar 8. Peta Geothermal di Indonesia tahun 2012"]

[/caption]

Geothermal punya potensi besar, dan hasil produksinya bisa dijual ke mancanegara. Geothermal di Kamojang sudah diproses sejak tahun 1926, jadi Indonesia sebetulnya bukan “pemain baru” dibidang energi geothermal, tapi nyatanya teknologi geothermal tidak berkembangkan, mungkin selama ini kita terbuai oleh cadangan minyak bumi yang berlimpah.

Kita harus sadar bahwa minyak bumi akan habis 11 tahun lagi.

Membangun dan mengembangkan Geothermal tidak gampang, perlu teknologi tinggi dan perlu modal besar. Tapi jika ingin menguasai pasar dunia, pengembangan Geothermal harus segera dimulai.

Islandia, negara berpenduduk 323 ribu orang, dimasa mendatang akan menjadi negara pemasok energi untuk eropa, dari produksi geothermal-nya. [14]

Inginkah Indonesia jadi seperti Islandia?

Presiden Joko Widodo, ketika membuka penyelenggaraan The 4th Indonesia EBTKE ConEx 2015 mengatakan “Energi baru dan ter­barukan harus kita berikan perhatian khusus. Karena itu, masalah yang berkaitan dengan insentif, perijinan dan hal-hal yang berkaitan dengan EBT harus kita dukung penuh. Kita dorong dan konsisten bahwa ke de­pan harus mengarah ke bidang EBT ini.” Jadi rencana Pertamina untuk mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan sebesar 1,13 Gigawatt pada tahun 2019 sudah tepat. [15]

3. Fuel Cells

[caption caption="Gambar 9. Skema Fuel Cell"]

[/caption]

Fuel Cell bekerja seperti batere, dan dirancang untuk menyatukan hidrogen dengan oxigen, sehingga menimbulkan listrik. Hidrogen ditempatkan di tabung bertekanan dan oksigen diambil dari udara. Saat ini fuel cell sudah dicoba di kendaraan. Hidrogen yang diperlukan untuk Fuel Cell dapat diproduksi dengan bermacam cara, tapi Islandia memproduksi hydrogen dari geothermal hingga dapat menjaga lingkungan.

[caption caption="Gambar 10. Mobil dengan Fuel Cell"]

[/caption]

Islandia berusaha untuk lepas dari ketergantungan akan bahan bakar minyak, oleh karena itu mereka sangat serius mengembangkan kendaraan dengan fuel cell. [16]

Dalam kotak Fuel Cell seperti dibawah ini, energi dapat dibawa kemana saja dengan mudah. Dengan cara ini, penduduk desa yang tinggal dipegunungan bisa terpenuhi kebutuhan listriknya.

[caption caption="Gambar 11. Bentuk Fuel Cell yang dapat dibawa kemanapun"]

[/caption]

4. Konferensi Tingkat Tinggi PBB tentang Perubahan Iklim

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) ke-21 menghasilkan kesepakatan bahwa negara-negara dunia berkomitmen menjaga ambang batas kenaikan suhu bumi di bawah 2 C dan berupaya menekan hingga 1,5 C. [17]

Hal ini berlawanan dengan rencana 35.000 MW listrik Indonesia, sebab 50% sumber energi yang digunakan adalah batu bara. Oleh karena itu penggunaan batu bara dalam proyek listrik 35.000 MW harus dikurangi, dan porsi energi asal Gas dan EBT dinaikan.

Anehnya di Papua BP kesulitan untuk menjual hasil produksi gas-nya.

Butir kelima dari Konferensi Perubahan Iklim menyebutkan bahwa ada bantuan, termasuk pendanaan bagi negara-negara untuk membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan. Ini penting artinya bagi kegiatan penelitian di Indonesia. Pertamina sebagai perusahaan energi Indonesia yang tidak diragukan lagi kinerjanya, bisa meminta dana bantuan untuk penelitian dibidang energi terbarukan. Pertamina bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi di Indonesia.

 

Kesimpulan:

1. Indonesia akan mandiri dibidang energi, bila Pertamina diberi kewenangan mengelola minyak seperti Cina 85%.

2. Gas harus dikembangkan segera sebagai pengganti minyak bumi, karena cadangannya ada 59 tahun.

3. EBT adalah segalanya untuk masa depan. Harga EBT yang sekarang mahal, tidak ada artinya lagi jika minyak bumi habis, dan kita belum siap dengan EBT. Energi Sampah dan Hydropower tidak besar, tapi dampaknya baik untuk lingkungan

4. Energi dalam bentuk Fuel Cell mudah ditransport kemanapun, jadi mudah untuk dijual.

5. Kita dituntut untuk menurunkan emisi, maka kita menuntut untuk didanai dalam penelitian

 

Sumber berita:

[1] Visi dan Misi Pertamina

http://www.pertamina.com/company-profile/visi-dan-misi/

[2] Tanpa Petral, Pertamina Hemat Rp 1,8 Triliun

http://kalteng.prokal.co/read/news/25080-tanpa-petral-pertamina-hemat-rp-18-triliun.html

[3] Pertamina Punya Kewenangan Kontrol Operasi Blok Mahakam

http://energitoday.com/2015/06/pertamina-punya-kewenangan-kontrol-operasi-blok-mahakam/

[4] Dua Kilang Milik Pertamina Beroperasi, Impor Premium Susut 30 Persen

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/10/07/144018026/Dua.Kilang.Milik.Pertamina.               Beroperasi.Impor.Premium.Susut.30.Persen

[5] Pertamina Desak Pemerintah Berikan Kewenangan Lapangan Migas

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/05/27/np0pjb-pertamina-desak-pemerintah-berikan-

kewenangan-lapangan-migas

[6] Rini Soemarno Kaget Pertamina Punya 128 Anak dan Cucu Usaha

http://finance.detik.com/read/2015/12/10/174415/3092786/1034/rini-soemarno-kaget-pertamina-punya-

128-anak-dan-cucu-usaha

[7] Nasib Anak Perusahaan BUMN di Ujung Tanduk

http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2014/12/15/13955/30/21/Nasib-Anak-Perusahaan-

BUMN-di-Ujung-Tanduk

[8] Cadangan Produksi Gas Bumi Indonesia Mencapai 59 Tahun

http://www.esdm.go.id/berita/40-migas/3190-cadangan-produksi-gas-bumi-indonesia-mencapai-59-tahun.html

[9] Percepat Pipanisasi Gas Gresik–Semarang

http://www2.jawapos.com/baca/artikel/20239/Percepat-Pipanisasi-Gas-GresikSemarang

[10] Pertagas Percepat Pembangunan Pipa Gas Belawan

http://bisnis.liputan6.com/read/2258460/pertagas-percepat-pembangunan-pipa-gas-belawan

[11] Mahakam Block Leaves Little Reserves for the State to Exploit

http://en.tempo.co/read/news/2015/02/10/056641339/Mahakam-Block-Leaves-Little-Reserves-for-the-State-to-Exploit

[12] Industry Trend Analysis - Tangguh Train III Delay In Weak LNG Market-June 2015

http://www.oilandgasinsight.com/industry-trend-analysis-tangguh-train-iii-delay-weak-lng-market-june-2015

[13] Pertamina ikut kelola sampah di Bantargebang

http://www.merdeka.com/uang/pertamina-ikut-kelola-sampah-di-bantargebang.html

[14] Are volcanoes the energy source of the future?

https://www.cnbc.com/2015/01/05/are-volcanoes-the-energy-source-of-the-future.html

[15] Pertamina Siapkan Investasi Gas dan EBT Sekitar 8 Miliar Dolar AS

http://www.pertamina.com/news-room/seputar-energi/pertamina-siapkan-investasi-gas-dan-ebt-sekitar-8-miliar-dolar-as/

[16] Orkustofnun

http://www.nea.is/fuel/alternative-fuels/electricity/

[17] Beberapa Kesepakatan Konferensi Perubahan Iklim Paris

http://internasional.kompas.com/read/2015/12/13/09090031/Beberapa.Kesepakatan.Konferensi.Perubahan.Iklim.Paris

 

Sumber Gambar

Logo Pertamina: http://i0.wp.com/sangkuriang.co.id/wp-content/uploads/2014/08/18-Logo-Pertamina.png?resize=1024%2C290

Gbr. 1    Valentino Rossi

http://media.viva.co.id/thumbs2/2015/03/30/304739_pembalap-movistar-yamaha--valentino-rossi_663_382.jpg 

Gbr. 2    Belasan anak diangkut satu motor

http://4.bp.blogspot.com/-                BoJcMlPGCnY/TnEJ5ebwg1I/AAAAAAAAOMw/fmEotTheuh4/s1600/Overloaded+%252812%2529.jpg

Gbr. 3    Cucu Usaha Pertamina

http://prima-armada-raya.com/index.php

Gbr. 4    Warung Kelontong

http://ayomaju.info/wp-content/uploads/2014/12/warung-kelontong.jpg

Gbr. 5    SOUTHEAST ASIA’S PIPELINE CHALLENGES

http://www.pipelineandgasjournal.com/southeast-asia%E2%80%99s-pipeline-challenges

Gbr. 6.  Skema Hydroelectric Dam

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Hydroelectric_dam.svg/2000px-                Hydroelectric_dam.svg.png

Gbr. 7.  Peta daerah Puncak dan Teluk Pelabuhan Ratu

https://www.google.co.id/maps/place/Cibeureum,+Sukabumi,+Jawa+Barat/@-           6.8601611,106.7071886,47152m/data=!3m1!1e3!4m2!3m1!1s0x2e68486f7031bb31:0xcc3b6e7ef418b08a?hl=id

Gbr. 8.  Peta Geothermal di Indonesia (2012)

https://repit.files.wordpress.com/2011/04/map-of-geothermal-development-2012.png

Gbr. 9   Skema Fuel Cell

http://batteryuniversity.com/_img/content/fuel1(1).jpg

Gbr. 10 Mobil dengan Fuel Cell

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/e/e6/Fuelcell.jpg

Gbr. 11 Bentuk Fuel Cell yang dapat dibawa kemanapun

http://www.fuelcellmarkets.com/images/articles/28690/products_fuelcell.jpg

               

Salam Kompasiana

 

 

Chrisman Saragih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun