Dibawah ini contoh “cucu” Pertamina yang tidak ada hubungannya dengan usaha Minyak, Gas dan EBT.
[caption caption="Gambar 3. Cucu Usaha Pertamina"]
Mengapa dulu Pertamina menciptakan begitu banyak “anak-cucu”? Pada waktu itu banyak lembaga negara yang tidak mampu mengikuti gerak cepat Pertamina, biasanya terhambat aturan birokrasi. Maka untuk mempercepat proses kerja, dibentuklah “anak-cucu” Pertamina. Anak-cucu perusahaan tidak hanya dimiliki oleh Pertamina, contohnya RS Pelni adalah anak perusahaan PT Pelni dan RS Pindad di Bandung merupakan anak perusahaan PT Pindad.
Jika betul-betul ingin “bertarung” dipasar dunia, Pertamina harus fokus, dan anak-cucu perusahaan harus ditanggalkan. Jangan sampai Pertamina jadi seperti warung kelontong, yang menjual bermacam-macam barang. Penjualnya sangat sibuk melayani pelanggan, tapi nilai barang yang dijualnya rendah.
[caption caption="Gambar 4. Warung Kelontong"]
Belum lagi nantinya Pertamina akan direpotkan dengan kondisi anak-cucu perusahaannya [7]
Anak-cucu perusahaan apa saja yang perlu ditanggalkan? Pada gambar dibawah ini yang berwarna hitam.
2. Gas dan EBT (Energi Baru dan Terbarukan)
2.1. Gas
Cadangan gas Indonesia diperkirakan hingga 59 tahun [8], sementara minyak akan habis 11 tahun lagi. Maka gas perlu mendapat perhatian khusus seperti EBT. Apalagi gas adalah energi yang bersih lingkungan. Nantinya gas menjadi “jembatan” penghubung dari era minyak bumi ke era EBT. Selama EBT masih dalam pengembangan, gas bisa jadi energi penunjang Indonesia