Pengembangan Kawasan Pariwisata
Kekayaan sumber daya alam mangrove berupa  vegetasi yang unik, satwa dan flora di dalam ekosistem mangrove memiliki potensi yang dapat di berdayalan sebagai obyek wisata, khususnya ekowisata yang menawarkan konsep pendidikan dan konservasi. Ekowisata menjadi salah satu pilihan tepat dalam mempromosikan lingkungan yang khas dan terjaga keasliannya sekaligus menjadi suatu kawasan kunjungan wisata. Disamping itu juga bisa membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Penanaman Mangrove di Muara Gembong
Kawasan Jakarta ada beberapa lahan mangrove, salah satunya adalah di Pantai Indah Kapuk yang saat ini keberadaannya sudah cukup potensial di sektor wisata. Di sisi lain ada juga di kawasan Marunda, hanya saja jauh dari kata asri lantaran ada serakan sampah di lingkungan sekitar.
Kabupaten Bekasi pun tak ketinggalan, ada Muaragembong yang terdapat beberapa pantai di sekitarnya dan cukup punya potensi wisata yang dapat dijadikan destinasi. Lokasi Muara Gembong ini adalah di ujung utara Kabupaten Bekasi, dan berbatasan langsung dengan Teluk Jakarta serta Kabupaten Karawang. Lebih tepatnya di Desa Pantai Sederhana, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Jaraknya masih kurang lebih 3-4 jam dari pusat Jakarta.
Perjalanan kala itu bersama teman-teman sekitar 2 jam dari kota bekasi, hingga tiba di kantor camat Muara Gembong. Dilanjutkan menuju Dermaga Pasar Pantai Mekar dengan berjalan kaki. Setelah itu, Kami menaiki perahu berkapasitas 25-30 orang menuju Dermaga Pantai Bahagia selama kurang lebih 40 menit. Dermaga Pantai Bahagia adalah titik point menuju lokasi penanaman mangrove yang terletak di Kampung Beting dengan sedikit trekking.
Di lokasi, Kami membaur dengan peserta lainnya yang dibimbing oleh seorang instruktur panitia penyelenggara. Sampai di lokasi penanaman, Kami langsung diarahkan oleh panitia untuk mengambil bibit mangrove dan mulai menanam. Sensasi menanam mangrove baru terasa ketika harus berjibaku dengan lumpur. Tak sekali alas kaki kian memberatkan langkah karena harus berjibaku dengan lumpur. Bahkan beberapa diantaranya, memutuskan terjun ke area penanaman tanpa alas kaki.
Tanaman Mangrove hidup di habitat tanah berlumpur, berpasir, atau lumpur berpasir. Ekosistem tersebut merupakan ekosistem yang khas untuk daerah tropis dan sub tropis, terdapat di daerah pantai yang berlumpur dan umumnya airnya tenang (gelombang laut tidak besar).
Mungkin belum banyak yang mengetahui jika setiap tanggal 26 Juli, diperingati sebagai Hari Mangrove Sedunia. Sebagai negara yang dikaruniai mangrove terluas sudah saatnya untuk mulai merenungkan beragam manfaatnya selain tentu saja pelestarian lingkungan. Pemberdayaannya secara maksimal tentu bisa membawa ke arah yang lebih baik sebagai bentuk langkah mencegah ekosistem mangrove setiap waktu yang kian terkikis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H