Saat itu akhir bulan, sebagaimana biasanya runtinitas pekerjaan di bidang accounting membuat Indah harus rela lembur hingga larut. Tidak biasanya, ketika itu dia menjadi yang terakhir keluar dari kantor. Suasana kantor yang sepi membuatnya tidak nyaman, dengan bergegas Indah segera menuju ke lobi. Ketika melewati sebuah ruangan Indah melihat ruangan masih tampak agak terang, mungkin karyawan yang masih lembur sepertinya, padahal perkiraannya bahwa dialah orang terakhir di kantor. Ia pun mulai berpikir bagaimana caranya untuk pulang, karena angkutan umum tengah malam begini pasti sudah tidak beroperasi. Sebagai perantau ia tinggal nge kost di bilangan pinggir Jakarta, alasannya karena kost di dekat kantornya terbilang cukup mahal dengan gaji pegawai biasa seperti dirinya.
Berkali-kali Indah mencoba order kendaraan online sebagaimana biasanya, amsyong paket datanya habis. Dia lupa mengisi ulang pulsa juga, mau tidak mau dia harus naik kendaraan konvensional. Ketika menuju post satpam, seorang security menyapanya.
“Baru pulang Neng, “ suara bas Bapak security yang sempat membuat Indah tersentak
“Duhh..Bapak Saya kirain ga ada orang di pos.”
“Sebentar lagi ini mau keliling. Nunggu Jemputan ?”
“Enggak..oh iya Bapak punya aplikasi ojek online ga ?” tanya Indah
“Mana punya yang begituan, pakenya aja ga ngerti. Mau Saya cariin taksi aja ?” Tawar si Bapak Security
“Ehmm..kalau ojek motor aja aja Pak” duhh..naik taksi berapa biayanya argonya pasti mahal
“Jam segini udah susah Neng, yang mangkal juga udah pada pulang kali”
Indah berpikir ‘ah..mungkin jalanan udah agak sepi jadi argonya bisa ga terlalu mahal mungkin’. Indah pun akhirnya menyetujui untuk pulang dengan taksi konvensional. Tidak berapa lama sebuah taksi sudah tiba di hadapan Indah siap mengantarnya, tak lupa ia berterima kasih untuk bantuan Bapak Security.
Pertama membuka pintu, aroma wangi semerbak menusuk hidung Indah. Pikiran paranoidnya mulai menguasai. Tapi dia sudah cukup lelah, dan ingin segera kembali ke kostnya. Si Bapak sopir amat sangat pendiam, Indah pun mencoba memecah keheningan.
“Pak..ini mobilnya ko wangi banget ya”
“tadi sebelum Ibu ada penumpang yang tidak sengaja menumpahkan minyak wangi di jok belakang”
Keheningan kembali, perjalanan masih cukup lumayan jauh dan suasana semakin dingin hingga Indah meminta mematikan saja AC nya. Entah sudah berapa lama ia terlelap, rasanya mobil bergerak amat sangat pelan. Perlahan dia membuka mata dan amat sangat terkejut ketika mobil tetap bergerak tapi tak menemukan pengemudi di depannya. Panik dan ketakutan, jangan- jangan ia menaiki taksi hantu sebagaimana kisah horor yang diceritakan teman-temannya. Dia mencoba membca doa sebisanya, berteriak mencoba meminta pertolongan tapi jalanan teramat sepi.
Indah mencoba membuka pintu taksi dan menggendor-gendor kaca taksi di tempat duduk penumpang. Perlahan taksi berhenti dan pintu di buka dari luar.
“Ada apa Ibu teriak-teriak ?” tanya sang sopir
“lho..Bapak dari mana ? ini orang atau hantu” Tanya Indah dengan cemas
“Saya orang Bu. Taksi saya mogok kehabisan bensin, tadi Saya sudah coba membangunkan Ibu. Tapi karena tampak kelelahan Ibu tidak juga bangun. Ya sudah Saya coba dorong taksinya sampe ketemu SPBU”
“Oh..Ya ampun. Ya sudah Saya turun disini saja Pak. Sudah tidak terlalu jauh ko”
Antara masih lemas karena kaget dan malu pada sopir taksi Indah memutuskan untuk melanjutkan dengan ojek konvensional yang pangkalannya tidak terlalu jauh dari tempat taksi tersebut berhenti.
[caption caption="Event Horor Koplak"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H