Tapi anggota TNI yang masih muda pun tak kenal takut atau menyerah dan pantang mundur. Mereka pun menyiapkan strategi penyerangan pos-pos Belanda yang makin kuat termasuk menyergap iringan konvoi pasukannya.
Kisah heroisme Sunaryo saat melawan pendudukan Belanda
Sejak Januari sampai Pebruari 1949, wilayah Tretes-Prigen-Pandaan menjadi medan tempur antara pihak gerilya TNI dengan pasukan Belanda. Pertempuran hebat  terjadi tanggal 15 Pebruari 1949. Belanda melakukan serangan besar-besaran terhadap posisi pasukan-pasukan TNI dengan mengerahkan pasukan KNIL, Greenbarets, Marine Briogade serta kavaleri dan artileri. (Moch. Yasin, 1989, halaman 27).
Pasukan Belanda mengepung posisi pasukan TNI pimpinan Kapten Hartono di wilayah Barat (Patuk-Kalongan), Tenggara Pandaan. Pasukan Lettu Ichdar di wilayah Gambiran-Madulegi (selatan Pandaan) juga digempur habis-habisan dengan kekuatan artileri oleh militer Belanda.
Posisi pasukan yang kurang menguntungkan serta kurangnya persenjataan dan terbatasnya pasukan, menjadikan pasukan Kapten Hartono terdesak. Akhirnya dalam pertempuran itu, Kapten Hartono pun gugur.
Pasukan Ichdar, yang semula tetap bertahan di Gambiran akhirnya turun ke Madulegi. Di pasukan Ichdar ini ada sosok mahasiswa/ pelajar bernama Sunaryo yang sudah lama bergabung dan selalu mengikuti gerak langkah perjuangan pasukan Ichdar dengan selalu tampil di medan tempur dengan gagah berani di barisan depan dengan mengikat pita merah di kepala.
Keberadaan Sunaryo membuat semangat tempur pasukan Ichdar selalu berkobar, karena keberanian dan jiwa patriotismenya. Maka, ketika pasukan Ichdar terkepung di Madulegi dan Lettu Ichdar terluka, maka Sunaryolah yang didapuk untuk meneruskan memimpin pertempuran.
Sayangnya, setelah melewati pertempuran yang heroik melawan pasukan Belanda di Madulegi, ketika sore hari saat aktifitas pertempuran mulai menurun, Sunaryo tertembak dan gugur sebagai kusuma bangsa.
Sunaryo adalah pemuda pelajar /mahasiswa. Sebelumnya  bukan bagian dari tentara. Tapi jiwanya tergerak untuk ikut berjuang. Maka, untuk menghargai perjuangan dan pengorbanannya, diabadikanlah nama Sunaryo sebagai nama jalan utama di Kecamatan Pandaan dengan nama "Jalan Pahlawan Sunaryo".