Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menilik Sisa "Keangkeran" Benteng Kolonial yang akan Direvitalisasi Jokowi

24 Januari 2021   14:16 Diperbarui: 25 Januari 2021   06:33 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu utama ke dalam benteng zaman now. Terdapat plakat merah bertuliskan 1839-1845

Makam K.H Nursalim, salah satu pejuang melawan VOC
Makam K.H Nursalim, salah satu pejuang melawan VOC

Revitalisasi Benteng oleh Jokowi

Hampir dua tahun lalu, tepatnya 1 Pebruari 2019, Jokowi dan rombongan juga sempat mampir dan ngopi di Benteng Van den Bosch. Waktu kedatangan beliau sekitar pukul 10.30. Hampir sama waktunya dengan saat saya datang di benteng ini. Kala itu, Jokowi sudah berpesan pada Menteri PUPR agar segera merevitalisasi Benteng Pendem.

Jokowi ngopi bareng di Benteng Van den Bosch (Foto : Kompas)
Jokowi ngopi bareng di Benteng Van den Bosch (Foto : Kompas)

Site Plan Benteng Van den Bosch (Kementerian PUPR)
Site Plan Benteng Van den Bosch (Kementerian PUPR)

Rencana revitalisasi benteng Van Den Bosch (Kementerian PUPR)
Rencana revitalisasi benteng Van Den Bosch (Kementerian PUPR)

Rencana tampak depan setelah direvitalisasi (Kementerian PUPR)
Rencana tampak depan setelah direvitalisasi (Kementerian PUPR)

Syukurlah, akhirnya amanah itu mulai terealisasi. Setelah melalui kajian dari berbagai segi, proses revitalisasi pun dimulai sejak 10 Desember 2020. Tak tanggung tanggung, telah disiapkan anggaran 113 Milyar untuk restorasi benteng ini. Diperkirakan selesai secara keseluruhan tahun 2023. Proyek revitalisasi dikerjakan oleh PT Nindya Karya, yang kelak akan menjadikan Benteng Van den Bosch sebagai salah satu cagar budaya tinggalan era kolonial. Harapannya, akan berdampak pada kunjungan wisata dan menumbuhkan ekonomi warga lokal. 

Baca : Telisik Sisa Keangkeran Alas Donoloyo

Namun, saya secara pribadi berharap. Jika diresmikan nanti, sebaiknya benteng ini tidak lagi bernama Benteng Van den Bosch atau Benteng Pendem. Lebih baik kedua nama itu dipendam saja. Dikubur, sebagai bagian dari masa lalu. Karena nama Van den Bosch tidak ada kaitannya dengan  benteng ini. Tidak  melekat dari segi kesejarahannya. Berbeda dengan nama seperti: Benteng Vredenburg, Yogya atau Benteng Vastenburg, Solo. Kedua nama itu sudah melekat dari awalnya. 

Saya lebih bersepakat jika nama Benteng Van den Bosch diganti jadi Benteng Ngawi atau Benteng Dipanegara (Diponegoro), karena lebih membumi dan lekat dengan kisah perjuangan di masa itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun