Bisnis yang awalnya berjalan baik-baik saja, Â tiba-tiba goncang.
"Tiba-tiba badai itu datang dan menghantam sendi-sendi kehidupan kami," urai pak Effendi. "Saya ditipu sahabat baik saya yang tinggal di Singapore," lanjut beliau. Puluhan ton barang yang sudah diekspor oleh pak Effendi, tidak dibayar oleh teman baiknya di Singapore.Â
Satu masalah belum usai, muncul masalah berikutnya secara beruntun.Â
"Barang kami di gudang yang seharusnya menurut faktur pembelian berjumlah 225 ton. Ternyata tersisa hanya 125 ton!" Pak Effendi melanjutkan ceritanya. Saya bisa membayangkan bagaimana kegetiran dan kesedihan yang dialami pak Effendi kala itu.
"Sukri, pemuda yang sudah kami anggap anak sendiri dan kami percayai sepenuhnya memegang kunci gudang , ternyata melarikan diri, bertepatan saat kami keluar negeri," Pak Effendi mengisahkan bagaimana orang kepercayaannya mengkhianati dirinya.Â
"Saya merasa  dunia merasa ambruk menimpa saya. mental saya terpukul dan saya jatuh sakit," keluh pak Effendi.
Baca : Hidup bagaikan Sebuah Novel , diposting 14 Oktober 2013, Pukul 20: 57Â Â Â Â
Lalu, munculah dewa penyelamat  bernama Mr Ramesh!  Rekan bisnis inilah yang mengingatkan agar berhati-hati kepada siapapun. Mr. Ramesh mengulurkan tangan dan membantu pak Effendi bangkit dari keterpurukan!
Dari peristiwa itu banyak hikmah yang bisa kita peroleh. Diantaranya, jangan jadi pembenci dan ikhlas. Tidak boleh menyerah dan terus berjuang!
Guru Kehidupan