Baca:Â Tirta Empul, Sisi Lain Bali Nan Menawan
Sepuluh menit turun dari pertigaan, kami tiba di Pura Tirta Empul. Sekilas, dari balik kaca mobil saya lihat suasana masih sepi. Karena sudah pernah ke sana, kami tak berhenti.Â
Kendaraan pun dipacu menyusuri jalan yang masih lengang. Kendaraan bercat hitam tetap melaju lancar tanpa hambatan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, sejak berangkat dari Panglipuran, kami berenam tiba di depan gerbang Bentar Candi Gunung Kawi.Â
Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di lokasi dimana salah satu cagar budaya Pulau Bali yang cukup istimewa bertahta. Sudah lama saya berangan-angan mengunjunginya. Karena sebelumnya sudah pernah berkunjung ke cagar budaya Bali yang juga istimewa: Pura Tirta Empul dan Goa Gajah.
Tentunya, belum lengkap jika tak berkunjung ke Candi Gunung Kawi, peninggalan arkeologi dari zaman klasik yang erat kaitannya dengan raja jawa di abad 11.Â
Baca :Â Goa Gajah, Sisi Lain Bali Nan Menawan 2
Setelah membayar tiket @35 ribu/orang, saya bergegas memasuki gapura Bentar Candi Gunung Kawi. Disambut dua orang berkain panjang dan berudeng (penutup kepala) khas Bali.Â
Mereka mensyaratkan pengunjung harus memakai kain sewek/kain jarik sebelum menuruni tangga menuju candi. Saya ambil kain jarik bermotif kotak dan bercorak warna ungu. Selain warnanya menggoda, kondisinya juga nggak terlalu kumal dan kotor.Â
"Ada 315 anak tangga untuk sampai di lokasi. Nanti, candinya ada di pinggir sungai," terang petugas.Â