Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seminar Virtual Nasional Pusaka 2020, Menghadirkan Konsultasi bersama Psikolog

11 Desember 2020   14:39 Diperbarui: 11 Desember 2020   14:45 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tips Sukses dalam Pergaulan 

Agar sukses dalam bergaul maka anak muda (terutama pelajar), harus memulai dari diri mereka sendiri.

 "Sejak dini, kita harus melatih kejujuran. Jujur dalam berkata maupun bertindak. Juga wajib untuk selalu setia dan dapat diandalkan. Termasuk memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama. Bila perlu harus membawa pengaruh positif ke sekitar kita serta selalu menjunjung kebersamaan dan saling menghormati," jelas Marrisa yang dipandu Andre menampilkan screenshare-nya. 

Tak kalah pentingnya adalah pegang kata kunci: Don't Limit Your Self agar berhasil dalam menjalin pertemanan. "Giat dalam komunitas, jadi relawan, selalu mengeksplore hal baru, adalah pilihan kegiatan yang bisa dilakukan agar pertemanan dan jaringan kita makin luas," papar Marrisa. 

Sumber: Generasi Emas
Sumber: Generasi Emas

"Langkah ketiga, kita harus selalu menerapkan 3S dalam lingkaran pertemanan. Yakni: Satisfying, Safe and Seen," lanjut Marrisa, psikolog muda yang memiliki spesialisasi bidang psikologi klinis. 

Agaknya, paparan Marrisa ini benar-benar sangat membumi dan lekat dengan keseharian anak muda. 

Terbukti, banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul yang menjadikan para narasumber dan host bersemangat. Salah satunya seperti yang diungkap oleh Yohannes Pua, di atas. 

Marrisa menjawab pertanyaan itu dengan memberikan rambu-rambu agar kita menghindari memutuskan pertemanan. 

Sejelek apapun hubungan pertemanan itu. Kedua, terus menerus mengajak teman untuk move on. Tak kenal lelah untuk memberikan pemahaman-pemahaman agar teman mau berubah dan berupaya. Ketiga, tak perlu merasa bersalah jika teman yang bermasalah itu tak terselesaikan persoalannya. 

Sedangkan untuk teman-teman yang masih saja toxic, Marrisa mengajak untuk membatasi pergaulan, bukan memutus pertemanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun