Jika Anda mencari pantai eksotik di Bali Selatan. Mencari panorama indah berlatar laut biru. Makin ke tepi airnya bergradasi hijau toska. Dipadu pemandangan bukit karang berpasir putih. Serta penuh dengan bule-bule yang riang gembira atau bercengkerama sambil mandi di pantai. Juga  menikmati kegesitan beberapa bule berselancar menaiki ombak.  Pantai Blue Point jawabnya!
Denyut wisata Bali setiap saat selalu berdetak. Selalu menyajikan objek destinasi wisata baru yang tak akan  pernah tuntas untuk dijelajah. Tak heran, magnet wisata Pulau Dewata begitu luar biasa. Setiap saat seakan menarik setiap orang untuk mengunjunginya.
Nah, begitu ada kesempatan ke Bali, seperti biasanya, saya selalu mencari objek wisata baru. Yang sekiranya susah dikunjungi,  tatkala  dilakukan dalam rombongan besar. Karena terikat oleh rundown yang sudah ditetapkan oleh Tour Leader-nya. Seperti sudah paham dengan keinginan saya, Pak Budi, rekan seperjalanan yang sudah demikian hafal seluk beluk wisata Bali, kali ini mengajak berkunjung ke Uluwatu.Â
Di depan ada pertigaan. Jika mengambil arah lurus akan menuju Pura Luhur Uluwatu. Pak Budi meminta driver agar belok ke kanan. Melewati jalan mulus  sedikit meliuk.
Mobil terus melaju. Lima menit kemudian tiba di ujung.  Jalan buntu. Ternyata sudah sampai di tempat parkir khusus roda empat  Pantai Blue Point. Tak  banyak mobil parkir siang itu. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari.Â
Keluar dari kendaraan, serasa disergap udara panas. Gerah..... Bergegas kami mencari tempat berteduh.Â
" Benar ini pantai Blue Point pak," tanya saya pada tukang parkir, karena setelah melihat sekeliling nggak ada papan nama Blue Point seperti kata pak Budi.Â
"Ya. Kalau orang Bali menyebutnya pantai Suluban," jawab tukang parkir ramah.
Ternyata di lokasi ini tak ada loket pembayaran tiket. Cukup bayar parkir saja. Sehingga setelahnya, saya bertujuh dengan P Budi, P Gunarso, P Said, P Bambang, P Ali dan P Yon langsung melenggang saja menuju pantai. Belum lama berjalan, kami berpapasan dengan  beberapa pelancong muda mancanegara yang baru pulang dari pantai. Bening-bening, seperti harapan Pak Sirpa, Pak Jati dan Pak Bain.....Â
Berikutnya berbondong-bondong cowok-cowok bule berambut gondrong  naik motor dengan membawa papan surfing mendahului kami menuju pantai. Agaknya, pantai ini benar-benar favorit turis mancanegara, pikir saya. Â
Untuk menuju pantai, tinggal mengikuti jalan turun berupa tangga yang makin menyempit. Di kiri pagar pembatas jurang. Di sisi kanan, berderet cafe-cafe, toko perlengkapan renang serta toko souvenir. Bangunan-bangunan  cafe dan toko dibuat dengan memanfaatkan lahan-lahan sempit yang kemungkinan besar dulunya adalah batu-batu cadas. Walau berderet-deret  dengan penataan tidak rapi, tapi tidak terkesan kumuh.
Tangga dibuat meliuk-liuk menuruni batu cadas diapit jurang dan bangunan-bangunan yang berjejal-jejal. Agaknya, kondisi seperti ini malah membuat turis asing nyaman-nyaman saja. Buktinya, kalau saya hitung, lebih banyak bule-nya daripada pelancong blusukan seperti saya. Bersliweran naik turun tangga entah darimana dan mau kemana. Banyak pula diantara mereka yang sedang menikmati hari dengan duduk-duduk, makan dan minum di cafe.Â
Surga Tersembunyi Bali Selatan
Bahkan dengan kreatifitasnya, ada pengelola wisata yang merancang cafenya sangat artistik. Dibuat monjorok ke jurang, sehingga pengunjung cafe bisa menikmati hidangan sembari duduk-duduk menikmati bentangan lansekap yang menawan. Â
Dari view point ini pula, kita disuguhi pemandangan eksotik yang jarang dijumpai di tempat lain. Ada Bukit karang yang disulap jadi cafe dan kolam renang mini. Di bawah sana terhampar laut biru dengan gelombang menggelegak menggoda para peselancar untuk menaklukannya. Di sisi kiri ada pemandangan tebing karang yang membentuk cekungan membatasi bibir pantai berpasir putih. Â Agaknya, lokasi ini juga favorit para turis untuk menghabiskan waktunya dengan berenang di pantai yang airnya bening. Benar kata orang, ini serpihan surga di Bali Selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H