Kepala Kala ini adalah hiasan di atas pintu candi yang diyakini sebagai penolak bala/ pengusir roh jahat," beber pak Wicak sembari mengajak mendekat ke lokasi temuan.Â
"Benar, di lokasi ini dulu ditemukan batu Surya Majapahit , " lanjut beliau saat saya tanyakan kebenaran info tentang lambang kerajaan majapahit itu.Â
Temuan Kepala Kala sendiri, menarik perhatian beberapa pemerhati sejarah. Salah satunya Dwi Cahyono, Dosen Universitas Malang dan sekaligus sejarawan yang sering mengungkap keberadaan temuan cagar budaya Jawa Timur.Â
Di wall facebook-nya beliau menguraikan deskripsi temuan Kepala Kala Candi Kebo Ireng dengan judul "Unikum Kepala Kala, temuan Ekskavasi Candi Keo Ireng: Butho Sakti Mbengkong Wesi, Akrobatik Masa lalu.
Di awal uraiannya, Dwi Cahyono memastikan bahwa Kepala Kala ini seni pahatnya berlanggam (bergaya) Jawa Timuran. Artinya dibuat pasca abad X Masehi. Tapi, Kepala Kala Kebo Ireng ini sangat istimewa, kata beliau.Â
Tergambar jelas dua tangan kanan dan kiri berada di samping kepala memegang sebatang logam silindris (wesi gligen) yang di dorong ke depan dan terhalang deretan gigi serta taringnya sehingga bengkok.
Raut wajah Kepala Kala demikian ekspresif. Mata melotot. Mulut menyeringai mempertontonkan gigi dan taring yang tajam. Alisnya unik, berupa sulur gelung, melengkung mengikuti kelopak mata sisi atas. Mengingatkan pada ikonografi Tiong Hoa klasik.
Keberadaan Kepala Kala yang menggigit logam (besi) seperti ini jarang terdapat (mungkin) ini satu0satunya, lanjut Dwi Cahyono dalam catatan deskripsinya.Â
Ini kemungkinan ada kaitannya dengan aktifitas religio magis pada debus atau kegiatan magis lain yang memperlihatkan kekuatan fisik yang luar biasa.
Maka, beliau pun menyebut temuan Kepala Kala ini: Butho Mbengkong Wesi Nganggo Untune. Seperti akrobat di masa lalu. Selain itu, Dwi Cahyono menyebut ada unsur Tantra yang terlihat dari fragmen candi Kebo Ireng iniÂ