Ternyata, ini memang punjer-nya (pusat) Alas Donoloyo. Ini adalah kawasan punden atau petilasan atau tanda bahwa di tempat ini pernah ada orang yang pernah menetap. Ratusan tahun yang lampau.Â
Di bawah cungkup itu dimakamkan Ki Ageng Donoloyo. Orang yang dipercaya membuka hutan dan menanam pohon-pohon Jati yang ada di kawasan hutan ini. Demikian kata penjual Cilok singkat. Â Â
Sakral dan Mistis. Jika saat ini masih menyisakan beberapa kayu jati berdiameter antara 1-2 meter tentunya sebagian kayu Jati di kawasan hutan ini sudah berusia ratusan tahun.Â
Ada yang menghubungkan keberadaan Alas Donoloyo dengan laskar Majapahit terakhir, yang hijrah ke Slogohimo. Ada yang menghubungkan Kayu Jati di Alas Donoloyo ini termasuk yang digunakan sebagai sokoguru (tiang utama) Masjid Demak.Â
Ada pula yang menghubungkan Kayu Jati di Alas Donoloyo adalah pamasok utama kayu jati bagi Keraton Surakarta. Berkembang kepercayaan di masayarakat sekitar, kawasan hutan ini dulunya sangat wingit (angker).Â
Maka tak sembarang orang berani mengambil Kayu Jati seenak perutnya di kawasan ini, kecuali orang-orang tertentu dan kepentingan tertentu.
Saya yakin dengan cerita penjual Cilok, jika Kayu Jati Alas Donoloyo ini juga pemasok utama untuk sokoguru dan kebutuhan kayu Jati di keraton-keraton Jawa, terutama Keraton Surakarta.