O, iya, banyak orang yang juga meyakini, seperti halnya Earl Drake, bahwa arca di Musnas ini adalah perwujudan putri keempat dan tercantik Prabu Kertanegara yang bernama Gayatri Rajapatni! Keempat putri Kertanegara - raja terakhir Singhasari yang tewas akibat serangan raja Kertajaya dari Glang-glang- itu akhirnya menjadi istri dari Sanggramawijaya (Raden Wijaya), raja pertama Majapahit.Â
Maka, dia mendapat tempat istimewa di lantai 4 gedung baru Musnas.Â
Tidak seperti arca lainnya yang dipajang berjajar rapi di Gedung Arca Museum Nasional. Tidak dijajarkan pula dengan Arca Hari Hara, yang merupakan perwujudan Raden Wijaya (Sanggramawijaya) yang berdiri di Gedung Arca bersebelahan dengan Arca Tribuwana Tunggadewi.
Saat ini, Arca Dewi Pradnya Paramita telah tercatat sebagai koleksi Musnas dengan nomor inventaris 17774 serta termasuk Benda Cagar Budaya Peringkat Nasional berdasarkan Surat Keputusan Kememdikbud RI No 251/ M/2013 tanggal 17 Desember 2013.
Museum Virtual
Tentunya, tidak perlu saya uraikan banyak hal tentang keberadaan dan koleksi lantai 4 Museum Nasional yang saya pelototi lebih dari 3 jam. Â
Akan lebih seru jika pembaca langsung berselancar sendiri secara virtual ke sana. Pasti akan lebih asyik dan menyenangkan. Sungguh! Di sanalah tersimpan koleksi-koleksi langka dan mahal yang pernah dihasilkan dari keraton-keraton Jawa masa klasik.Â
Tidak hanya berbahan batu atau kayu. Banyak diantaranya berbahan logam, terutama emas. Bayangan saya, betapa mahirnya para pengrajin batu dan pengrajin logam saat itu.Â
Betapa kayanya kehidupan para penguasa saat itu. Itu baru sebagian yang masih bisa diselamatkan dan ada di negeri sendiri. Lainnya, seabreg, jadi koleksi pribadi dan museum-museum besar di penjuru dunia. Agar Anda makin yakin, monggo mumpung stay at home, monggo berselancar ke Museum Virtual saja. Salah satunya ke Museum Nasional Virtual Tour. Â Â