"Nembe sakmenika dalem ngraosaken  urip sekeca pak.  Nggih sak wise wonten dalan niki!," tutur pak Sigit. (Baru kali ini saya merasakan hidup yang enak.  Ya, sejak adanya jalan Jalur Lintas Selatan( JLS) ini. Begitu ungkapan jujur dari seorang petani sekaligus blantik (pedagang) sapi dari Kecamatan Lorok, Pacitan.
![(dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/1407505881404253247-5c3ae044677ffb500453e2a3.jpg?t=o&v=770)
![(dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/1407505914958078291-5c3ae08aaeebe12f6806db14.jpg?t=o&v=770)
Bonusnya, pengendara akan menikmati pemandangan indah Pantai Laut Selatan sepanjang perjalanan. Begitu cerita pak Sigit yang siang itu secara tak sengaja bertemu saat bersama-sama berteduh  di  warteg kosong dipinggir jalan JLS Pacitan - Lorok - Trenggalek. Deretan kalimat itu saya terakan di Kompasiana :Geliat Ekonomi Sepanjang GLS, 9 Agustus 2014, lebih dari 4 Tahun lalu.
Menginjak 2019, agaknya Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur, Â yang digagas nyambung mulai Pacitan sampai Banyuwangi belum tuntas. Ini lantaran masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh instansi lintas sektoral yang terlibat di dalamnya.
Mulai dari Pemerintah Pusat yang mengucurkan dana melalui APBN. Kementerian PUPR yang ngurusi jalan di tanah air. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten yang mengurusi penyediaan lahan, material dan tenaga kerja. Serta Perhutani yang banyak lahan hutan dibawah wewenangnya masuk dalam rencana proyek nasional ini.Â
Kabarnya, di tahun 2019, ada beberapa regulasi baru sehingga JLS akan bisa dikebut dan segera dapat diselesaikan.
Kecepatan Pemerintah  Daerah (Kabupaten) dalam merespon pembangunan JLS, sepanjang yang saya ketahui sangat  beragam.  Sejak 2014 sampai 2018, saya sempat beberapa kali lewat di JLS. Melintas JLS di beberapa kabupaten. Kabupaten Pacitan paling dulu menuntaskan JLS. Sehingga, saat ini sudah terhubung JLS antara Pacitan sampai Panggul, Trenggalek.
Selain membuka akses ekonomi, sepanjang JLS terhampar pemandangan indah. Mirip Great Ocean Road- di Australia. Pesona Great Ocean Road Pacitan......Jalan-jalan mulus selebar 8 meter ini begitu nikmat buat berkendara. Apalagi dengan pemandangan yang indah sepanjang perjalanan. pasti akan sangat ngengeni.
Kabupaten Pacitan terlebih dahulu mencicipi berkah JLS, dari sisi ekonomi dan pariwisata. Sektor-sektor UKM tumbuh dengan pesat. Pendapatan masyarakat pun perlahan meningkat.
Kabupaten Trenggalek tak mau kalah dengan Pacitan. Bergegas melecut seluruh stake holder untuk segera ambil bagian menuntaskan JLS di wilayahnya. Beberapa ruas sudah dikerjakan. Informasi terakhir, dalam beberapa bulan kedepan,  JLS Trenggalek dan Tulungagung akan tersambung.
Tumbuhnya Wisata Tulungagung
Tulungagung sudah lama mempunyai pantai-pantai indah yang banyak jadi jujukan wisatawan. Â Saat proyek JLS dikumandangkan dan dibangun mendekati pesisir pantai, Kabupaten Tulungagung pun bergerak cepat.
Pemerintah Kabupaten Tulungagung sangat sadar bahwa, JLS adalah salah satu upaya membuka akses ekonomi, akses pertanian dan perkebunan,  serta meningkatkan pendapatan  masyarakat melalui pengembangan pariwisata dengan cepat. Maka, begitu dicanangkan, segera ngebut membangunnya.Â
Hasilnya, di musim liburan, objek-objek  pantai di Tulungagung penuh sesak dengan pengunjung.  Dulu, Pantai Popoh adalah primadona. Sekarang, banyak pantai yang memiliki jalan-jalan lebar, mulus dan mudah dijangkau. Ada Pantai Cemoro Sewu dan Sine yang keren. Tapi, yang viral dan nge-trend di Tahun 2018 adalah Pantai Gemah, yang posisinya tepat di pinggir Jalur Lintas Selatan.
Agaknya tidak perlu diceritakan berapa income dari tiket, biaya parkir, penjual makanan  ringan, warung-warung makan di pantai Gemah mendapatkan keuntungan. Tapi, pekerjaan rumah Kabupaten Tulungagung belum selesai. Masih panjang ruas JLS yang harus diselesaikan agar nyambung sampai Kabupaten Blitar.
Khusus Kabupaten Blitar, saya belum sempat mencicipi JLS-nya. Entah sudah dibangun atau belum.  Bisa juga saya sudah melewatinya, tapi saya  yang nggak sadar kalau itu adalah JLS.  Saya pernah menyusuri beberapa ruas jalan dari  Monumen Trisula menuju Goa Umbultuk.Â
Goa bawah tanah tempat persembunyian anggota PKI di  tahun 1968. Beberapa ruas jalan memang lebar dan mulus. Entah itu JLS atau jalan kabupaten. Begitu pula saat saya menuju Pantai Tambakboyo dan Pantai Pangi, beberapa ruas lumayan mulus. Mungkin juga ini adalah JLS.Â
![JLS Tulungagung (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/jls-1-5c3ae47f677ffb530549a795.jpg?t=o&v=770)
![(dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/jls-5-5c3ae48d43322f3c3379ae52.jpg?t=o&v=770)
![(dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/jls-2-5c3ae566c112fe025d2a479c.jpg?t=o&v=770)
Selain Pacitan dan Tulungagung, respon cepat dalam membangun JLS ditunjukkan oleh Kabupaten Malang. Dulu pantai terkenal di Malang Selatan hanya bisa dihitung dengan jari. Sebut saja Pantai Ngliyep, Pantai Sendang Biru, Pantai Bajul Mati atau  Pantai Balekambang. Saat ini, dengan dibangunnya JLS antara Pantai Balekambang sampai Pantai Sendang Biru, terbuka akses ekonomi, pertanian  dan wisata yang luar biasa besar.
Tak kurang dari sepuluh pantai  baru (yang mudah dikunjungi) disepanjang  JLS Kabupaten Malang. Sebut saja, Pantai Nganteb, Pantai Ngudel,  Pantai Jolangkung,  Pantai Bengkung, Pantai Bajul Mati, Pantai Ungapan, Pantai Goa Cina, Pantai Tiga Warna, Pantai Sendang Biru dan Pantai Sendiki. Semua objek wisata ini terletak pada satu garis pantai. Semuanya menyuguhkan wisata pantai yang khas.
Sama halnya dengan Pacitan dan Tulungagung, Kabupaten Malang pun patut bersyukur dengan selesainya sebagian JLS di wilayahnya. Berapa ribu  penduduknya yang terdongkrak ekonominya. Terdongkrak pendapatannya lantaran tercipta lapangan kerja baru.
Juga, berapa puluh juta PAD Kab. Malangnya yang didapat dari sektor pariwisata pantai yang terus tumbuh. Walau saya tidak tahu persis, bagaimana pendapatan melalui tiket ini dikelola. Karena di sana ada Perhutani yang memiliki hampir sebagian besar lahan. Tapi paling tidak, dan saya sangat yakin ke depan geliat ekonomi masyarakat Malang Selatan akan semakin tumbuh dan berkembang.Â
![JLS sebelum di aspal (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/jls-malang-5c3ae4fd677ffb64265c0325.jpg?t=o&v=770)
![lebar dan mulus serta indah (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/jls-malang-3-5c3ae516c112fe7a312a0892.jpg?t=o&v=770)
![Eksotis (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/jls-malang-2-5c3ae45cbde575079b2e9ad4.jpg?t=o&v=770)
![Memudahkan pengangkutan hasil bumi (dok. pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/13/jls-8-5c3ae54bc112fe7b9b4c74f2.jpg?t=o&v=770)
Ke depan, mungkinkah terjadi koneksi antara Tol Trans Jawa dengan JLS Jawa. Sehingga, arus manusia dan barang akan demikian jadi cepat dan lancar. Apa yang tidak mungkin di negeri ini..........! Kita bicarakan kapan-kapan saja. Salam.....
Geliat Ekonomi Sepanjang JLS (1)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI