Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengintip "Bengkel Arca" Gunung Buthak di Trawas

16 September 2018   06:41 Diperbarui: 17 September 2018   23:25 4061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Situs Reco Lanang|Dokumentasi pribadi

Di sekeliling arca dipagar besi sehingga pengunjung tak dapat menyentuhnya. Jika diperbandingan, Reco Lanang, ukurannya hampir sama dengan Dwarapala kembar penjaga gerbang di daerah Singosari Malang.  Dua Dwarapala itu dekat dengan berdirinya Candi Singhasari.

Reco Lanang atau Maha Aksobhya?|Dokumentasi pribadi
Reco Lanang atau Maha Aksobhya?|Dokumentasi pribadi
KIR dan Reco Lanang|Dokumentasi pribadi
KIR dan Reco Lanang|Dokumentasi pribadi
Unfinished Buddha ?

Dulu, saat pertama kali ditemukan arca ini posisinya terguling/ rebah.  Baru di sekitar tahun 1990-an, arca besar ini dapat ditegakkan. Jika dicermati, arca monolith dari batu andesit ini kondisinya masih kasar. 

Pengambaran yang jauh dari selesai dan sempurna, jika dibandingkan dengan Arca Joko Dolog, di Surabaya, misalnya. Pahatan di permukaan masih kasar dan belum tuntas. 

Tidak ada ornamen atau hiasan sama sekali. Tidak dijumpai prasasti atau angka tahun. Apakah memang sengaja dibuat demikian? Atau karena ada suatu peristiwa besar di kerajaan/ istana sehingga berpengaruh pada pembuat arca agar menghentikan pekerjaannya? Semua masih tanda tanya. Inilah Unfinished Buddha.

Jika dikaitkan dengan Arca Joko Dolog, di Taman Simpang Surabaya, yang jelas-jelas Arca Budha, dan memiliki bentuk hampir sama, bisa jadi Reco Lanang adalah gambaran dari Kertanegara, raja termashyur dan terakhir dari Kerajaan Singhasari. 

Ini lantaran, dalam berbagai kitab kuno, Kertanegara dikenal sebagai pemuja Siwa Budha, sehingga dikenal dengan sebutan Bhatara Siwa Budha (Hardjowardojo, 1965 dalam Munandar, 2016). Bisa jadi kedua arca ini adalah Maha Aksobhya, yang dibuat oleh para silpin untuk menunjukkan "kebesaran" Kertanegara.

Dokumentasi Reco Lanang jama kolonial
Dokumentasi Reco Lanang jama kolonial
Bengkel Arca

Setelah hampir satu jam di situs Reco Lanang, seluruh peserta hunting pagi itu saya ajak  turun ke jalan.  Tujuan selanjutnya adalah ke sebuah arca terguling yang  masyarakat sekitar menyebutnya Reco Wadon. Jaraknya lumayan dekat, sekitar 50 meter dari lokasi Reco Lanang.  

Sayangnya, kami tidak bisa melihat arca tersebut lantaran lokasinya ada di sebuah villa milik pribadi yang pintunya terkunci rapat dan sekeliling  rumah beserta kebunnya berpagar kawat berduri. 

Mentari semakin naik. Banyak masyarakat mulai beraktifitas. Ada yang baru pulang dari menyabit rumput. Ada yang mulai menggarap kebunnya. Kamipun melanjutkan perjalananan. Turun menyusuri jalan beraspal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun