Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

SMA Vokasi, Tren Pendidikan Menengah Masa Depan

29 Maret 2018   15:23 Diperbarui: 29 Maret 2018   16:03 2342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh sangat menggembirakan jika akhirnya inovasi pendidikan yang sedikit diuraikan di atas mulai diadopsi oleh pengambil kebijakan. Mulai tahun 2018 ini, rencananya Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur meluncurkan program DOUBLE TRACK. Nafas dan semangatnya sama dengan  SMA Vokasi. Memberikan dasar-dasar ketrampilan bagi siswa SMA yang kemungkinan besar tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Tidak hanya di Jawa Timur, Direktorat Pendidikan Menengah Jakarta juga mulai mengembangkan sekolah-sekolah model Kewirausahaan. Desainnya mungkin beda dengan sekolah vokasi, tapi nafas dan semangatnya  sepertinya tidak jauh berbeda. Mungkin sebagai perbandingan, di Australia, program SMA Vokasi ini bisa merujuk pada Margareth River High School, yang sudah sejak lama mengembangkan SMA Vokasi di lembaganya.

Magang (On The Job Training)
Magang (On The Job Training)
Uji Kompetensi

Sebagai muara dari kegiatan SMA Vokasi, Double Track, SMA Kewirausahaan atau apapun istilahnya yang paling penting adalah Uji Kompetensi. Tentunya Uji Kompetensi ini akan dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang  semacam Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) atau Uji Kompetensi oleh DUDI. Ini merupakan tantangan bagi pengelola sekolah berbasis vokasi agar kegiatan yang dilakukan di sekolah tidak asal jalan. Tapi benar-benar memiliki arah dan tujuan akhir yang benar. 

Siswa tidak saja mampu melanjutkan ke pendidikan tinggi, tapi juga memiliki dasar-dasar ketrampilan, etos kerja, serta Sertifikat Profesi. Hal ini tentunya tidak mudah. Tapi tetap bisa diraih dengan daya upaya yang maksimal dan selalu istikomah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun