Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Benang Merah: Sumpah Pemuda dan Sumpah Palapa

21 Oktober 2015   20:42 Diperbarui: 21 Oktober 2015   21:18 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekedar sebagai catatan, saking cintanya pada Gajah Mada, mungkin juga sudah banyak yang tahu, jika diamati secara cermat,  wajah Gajah Mada yang sering muncul di buku-buku sejarah maupun patung-patung Bhayangkara, sangatlah mirip dengan wajah Mohammad Yamin. Padahal, “wajah” Gajah Mada itu merupakan sebuah celengan terakota yang tersimpan di Museum Majapahit Trowulan Mojokerto. Bisa jadi, Mohammad Yamin, mengidentikkan dirinya dengan Gajah Mada, baik secara lahir maupun batin.

 

 

Terlepas dari cerita tentang wajah Gajah Mada, maka tak heran, jika di tahun 1928, Mohammad Yamin, muncul sebagai salah satu tokoh pemuda yang menggagas Kongres Pemuda II yang pada akhirnya melahirkan “Sumpah Pemuda”. Menurut Yamin dan kawan-kawan, Kongres Pemuda adalah jawabannya. Padahal, melaksanakan sebuah kongres di jaman penjajahan tentunya sangat riskan. Perlu keberanian, pemikiran, perhitungan, taktik dan strategi yang matang. Saat kaki salah melangkah  ucapan salah disampaikan, bisa jadi peluru akan meletup dari ujung senapan. Tapi, Mohammad Yamin dan koleganya sangat yakin, apapun resikonya persatuan adalah modal utama mencapai kemerdekaan dan kejayaan seperti yang pernah diidamkan oleh pendahulunya Gajah Mada. Inilah mungkin sedikit benang emas Sumpah Pemuda dan Sumpah Palapa. Tidak bermaksud othak-athik mathuk, tapi di buku-buku sejarah tertulis begitu adanya.

Begitulah, sejarah selalu jadi kaca benggala. Dengan melihatnya, tidak perlu terlalu bangga akan kejayaannya. Tapi tidak surut langkah melihat banyaknya kegagalan yang pernah tersurat di dalamnya. Semangat dan nilai-nilai kebaikan dari peristiwa sejarah inilah yang patut selalu diteladani oleh generasi muda agar tidak pernah salah dalam melangkah. Maju terus putra putri Indonesia. Selamat Hari Sumpah Pemuda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun