Siang itu saya melintas di jalan By Pass Ngurah Rai yang padat. Lurus ke Utara sampai Batubulan. Tak lama tiba di jalan By Pass Prof Ida Bagus Mantra. Jalannya dua jalur. Lebar dan mulus. Makin ke Timur, jalanan makin mengasyikan.. Ada pemandangan pantai di sisi kanan. Setelah jembatan besar ada bukit-bukit hijau di sisi kiri. Jalanan sedikit lengang. Tak lagi hiruk pikuk dan ribet seperti di Denpasar. Jalan ini merupakan penghubung Denpasar, Gianyar, Klungkung dan Karangasem. Akhirnya, tak sampai sejam, jalan yang semula dua jalur, menyatu lagi. Pertanda sudah sampai di tujuan: Goa Lawah Klungkung.
Goa Lawah ada di sisi kiri jalan Denpasar–Klungkung. Sesaat setelah parkir kendaraan, saya lihat pemandangan sekeliling sangat mengasyikkan. Ada banyak pohon yang dibiarkan tumbuh membesar menaungi beberapa bangunan. Walau udaranya gerah, tapi suasananya hijau dan asri. Di seberang jalan, di arah Selatan tersembunyi di balik deretan warung kecil, ada pantai berombak tenang. Sambil sesekali memotret, saya berenam (Darmaji, P Gunarso, P Bambang, P Aji, dan P Said) berjalan beriringan ke arah Barat mencari pintu gerbang objek wisata Goa Lawah. Ada papan nama bertuliskan: Pura Sad Kahyangan. Sambil berjalan menuju loket, beberapa gadis Bali, memakai t-shirt dan berkain, menawarkan dagangannya. Aneka asesoris berupa penjepit, kalung, gelang dan manik-manik. Tidak ada akik… he he he . Ulet sekali mereka menawarkan. Sedikit menolak saya bilang, nanti saja!
Karena penasaran, saya berenam bergegas memasuki sebuah Gapura Bentar yang dibaliknya terdapat areal yang ditata seperti taman sari. Penuh bunga dan arca. Ada satu Bale dibangun di sudutnya. Ada serombongan turis mancanegara yang juga hadir di tempat itu.
Selepas pelataran taman, semua pengunjung diarahkan memasuki Gapura Paduraksa berjejer tiga di sisi kiri. Mengikuti tulisan Ngeranjing yang artinya Masuk. Ternyata di balik gapura inilah Goa Lawah berada. Dari jauh, Goa Lawah terlihat ada di bawah bukit. Berupa ceruk dengan lebar kurang lebih 20 meter.
Sembari melihat sekeliling, saya mendekat ke arah goa. Bau harum dupa semerbak dimana-mana. Di depan goa, ada beberapa bangunan kecil tempat meletakkan sesaji. Dibangun agak tinggi dibanding pelataran di depan goa. Ini disebut pelinggih. Di sisi kiri goa ada Meru besar bertingkat. Saat itu ada seorang umat Hindu melakukan upacara. Seperti yang disampaikan petugas loket tadi, ini bukan sekedar goa, tapi sebuah Pura!
Goa Lawah artinya Goa Kelelawar. Tak heran, saat mendongak ke mulut goa, ribuan kelelawar menempel bergantungan berebut tempat. Suaranya mencicit bersahutan di seantero bukit. Sesekali beberapa ekor berterbangan mengitari Pura. Sangat unik dan eksotis.
Naga-naganya, teman penjual asesoris juga mulai bangkit dan beranjak mendekat. Tanpa berlama-lama saya dan rombongan segera menjauh. Menyeberang jalan menuju pantai. Menikmati semilir sepoi di pesisir Goa Lawah. Garis pantainya melengkung indah. Sayangnya kurang terawat, karena banyak onggokan sampah di beberapa tempat. Beberapa bocah bermain layang-layang dengan riang. Mengingatkan masa kecil yang jago layangan.