Kadang saat beraksi tidak semulus itu. Bila  tidak mempan. Biasanya penipu memakai skenario lain. Menggunakan Ilmu Gendam. Istilah ilmiahnya mungkin Hipnotis. Cerita kolega saya, saat itu pembantunya didatangi tamu yang mau ambil laptop. Tapi si pembantu cukup cerdas. dan mau menelpon majikannya. Segera, secepat kilat, tangan si tamu nyablek (menepuk) pundak si pembantu. Akibatnya, saat itu juga pembantu seperti linglung. Menuruti perintah si tamu mengambilkan barang yang diinginkannya. Bahkan termasuk, anting-anting dan kalung si pembantu terbawa oleh si tamu penipu.
Maka, saat ini semua saya dan kolega kalau menyuruh seseorang untuk mengambil sesuatu ke rumah harus menyertakan kartu pengenal (KTP/SIM) atau eblek (Kartu Pegawai) atau apapun yang juga dikenal orang rumah. Sehingga yang di rumah juga tidak mudah percaya dan bisa nge-cek. Ya, mudah-mudahn bukan KTP atau Kartu Pegawai yang jatuh kemudian ditemukan penipu lalu digunakan untuk tindak kejahatan. Kalau yang di rumah hanya anak-anak sebaiknya juga tidak diijinkan menerima siapapun. Kunci rumah dan pagar rapat-rapat. So... ambil sendiri barangnya ke rumah. Lebih aman.
****
Gendam atau Hipnotis juga sering dijumpai di angkutan-angkutan  menghubungkan kota-kota kecil di sebuah Kabupaten/ Kota. Sering,  penumpang wanita yang naik sendirian dan angkutan lagi sepi, terpedaya dengan Gendam. Entah bagaimana caranya. Setelah pelakukan melakukan proses Gendam, penumpang wanita tersebut langsung lupa. Bukan lupa ingatan. Tapi lupa dan tidak bisa mengendalikan diri. Saat diminta melepas semua perhiasan manut saja. Diminta menyerahkan dompet,  ya diberikan semua termasuk isinya. Biasanya korban baru sadar saat sudah diturunkan dari kendaraan. Tentu saja untuk  modus ini, jelas melibatkan sopir angkutan.
Ternyata banyak kasus kejahatan di sekitar kita. Jadi selalu waspada!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H