[caption id="attachment_249884" align="aligncenter" width="500" caption="Nyiur Melambai: Selamat Datang Pantai Klayar (dok pribadi)"][/caption]
Nyiur kelapa melambai-lambai begitu pertama masuk kawasan Pantai Klayar. Hembusan angin laut sepoi-sepoi dengan deburan ombak puith di bawah sana seakan menyambut kami berlima. Saya dengan keluarga saat itu juga begitu takjub dengan keeksotisan pantai di Laut Selatan ini. Seakan tak sabar ingin mencicipi nuansanya.
[caption id="attachment_249885" align="aligncenter" width="500" caption="Pelepas dahaga di kala terik mentari (dok pribadi)"]
Karena cuaca panas, ada baiknya sebelum menelusuri pantai , minum es Degan dulu sebagai pelepas dahaga. Meneguk dan menikmati air kelapa muda sambil melihat ombak dan panorama, woow......! Harganya murah, hanya 5000 per buah. Begitu tandas dan tinggal tempurung, kaki pun mengajak melangkah. Menyusuri pantai pasir putih panjang ke arah Timur. Pantainya lumayan bersih. Rasakan segarnya saat sesekali kaki basah oleh riak ombak yang mendekat.
Begitu tiba ujung Timur, kita akan terkesima karena disapa oleh sebuah celah nan indah. Diantara dua celah batu karang raksasa itu ombak bergulung-gulung dan pecah di pantai. Pecahannya kemudian berbalik menyedot hamparan pasir di pantai menimbulkan buih-buih putih. Ombak yang tidak melewati celah, jika hempasannya kuat akan mampu melewati karang sehingga muncul sebagai tirai dan cipratan air. Buih-buih putihnya begitu indah.
[caption id="attachment_249886" align="aligncenter" width="500" caption="kaget ... deburan dan gulungan ombak dahsyat di celah karang (dok pribadi)"]
Selain ombak, di sebelah timur celah, nampak karang raksasa menjulang. Abrasi telah membuat liukan, lekukan dan pahatan indah didinding karang. Sepintas mirip Sphinx milik Nubia. Segera, kaki seolah terseret untuk mendekatinya. Untuk itu harus menyisir jalan setapak diatas karang datar. Akhirnya tiba disebuah pelataran dan disambut oleh seorang pemandu lokal. Belum sempat bertanya karena mata masih menikmati karang raksasa menjulang. Tapi awas, di kanan kita, ombak pun tetap bergulung-gulung melewati celah dengan dahsyatnya. Agaknya di tempat ini harus ekstra waspada. Sungguh semua ini karunia Yang Maha Pencipta.
[caption id="attachment_249889" align="aligncenter" width="500" caption="Abrasi laut pada Karang raksasa sepintas mirip Sphinx"]
Saya ditawari dan dibantu oleh pemandu lokal (lupa menanyakan namanya) untuk naik ke batu karang. Berlima bergantian naik dan saling bertautan tangan menapaki ”tangga” kecil menuju tepat di bawah karang menjulang. Ternyata di balik karang rakasasa ini terhampar pemandangan laut lepas. Ngeri juga melihatnya.
Tiba-tiba : wooossssssshhhh! Pyurrrrr! Kami terkejut ada suara keras keluar dari sebuah lubang di pelataran karang bersamaan dengan semprotkan air. Mirip air mancur yang muncrat dengan kuatnya dari sebuah lubang di pelataran. Inilah si Seruling Laut dari Karang Bolong di pantai Klayar yang terkenal itu.
Konon, pada saat terntentu, semprotan air laut dari karang yang berlubang tidak hanya berbunyi : woosssssh saja. Tapi melengking mirip suara seruling. Tanpa menyia-yiakan waktu, segera kami minta ijin pada pemandu untuk foto di dekat si Seruling laut.. Eh..... ternyata, pemandu ini pun masih minta ijin lagi pada seseorang yang memakai Udeng (ikat kepala orang Jawa dari kain batik ) yang posisinya agak jauh dan selalu melihat ke laut lepas. ”Itu bapak juru kunci,” kata pemandu lirih.
[caption id="attachment_249890" align="aligncenter" width="500" caption="DI bawah Sphinx (dok pribadi)"]
Kami pun diijinkan untuk foto dengan latar semprotan air (air mancur) Serling laut dari Karang Bolong. Sensasinya jadi lebih luar biasa tatkala bulir-bulir air yang jatuh tertiup angin samudera dan jatuh di wajah. Kata bapak pemandu, bila ombak di bawah sangat kuat., air mancurnya bisa setinggi 10 meter dan siulannya nyaring sekali!
Sungguh nikmat berlama-lama di tempat ini. Tapi saat di kawasan ini jangan sampai terlena. Ombak besar bisa datang tiba-tiba. Kita harus selalu waspada. Selalu ikuti petunjuk pemandu (guide) lokal yang berbaik hati meluangkan waktunya menemani. Untuk itu jangan merasa rugi kalau sekedar memberi dan berbagi rejeki.
Begitulah, siang itu kami begitu jatuh cinta dengan Pantai Klayar Pacitan. Selain pantainya yang bersih dan nyiur yang selalu melambai-lambai serta Karang Sphinx yang menjulang gagah, yang paling tak bisa dilupakan adalah sensasi semprotan air mancur dan siulan Seruling Laut-nya.
Betul kata orang, belum ke Pacitan kalau tidak mampir ke Pantai Klayar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H