Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kementerian Dikdasmen, Gebrakan Jokowi Sambut Bonus Demografi?

8 Oktober 2014   04:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:58 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wujud Wajib Belajar 12 Tahun yang sudah digagas dan dilaksanakan oleh Kemendikbud adalah dilaksanakannya Pendidikan Menengah Universal (PMU) dan Pendidikan Vokasi. Ini bukan pekerjaan mudah. Perlu rencana matang dan dukungan anggaran yang besar. Melibatkan dan menggarap 4 sektor utama pendidikan. Pertama, menyiapkan infrastruktur pendidikan yang memadai. Baik berupa perbaikan sarana prasarana yang ada, penambahan sekolah baru untuk meningkatkan akses dan daya tampung serta melengkapi sarana penunjang lainnya. Kedua, menyiapkan sistem pembelajaran bekualitas (terutama kurikulum) yang mampu menjawab tantangan jaman. Ketiga, menyiapkan pendidik yang profesional, merata, terkualifikasi dan tersertifikasi. Keempat, menjamin peserta didik tetap sekolah serta memperluas kesempatan bekerja bagi lulusan SMK.

Jika 4 bidang garapan di atas benar-benar tidak salah urus, maka diharapkan di tahun 2020, akan tercapai APK (Angka Partisipasi Kasar) sebesar 97%. Artinya, sebanyak 97% anak usia sekolah di Indonesia sudah tertampung, terjamin dan menikmati pendidikan sampai jenjang menengah. Sebaliknya, jika tidak ada upaya percepatan, APK 97% akan tercapai pada tahun 2040. Artinya, terjadi lonjakan generasi muda yang tidak terdidik dan tidak trampil, lantaran tidak terlatih dengan baik di puncak tahun Bonus Demografi. Kondisi ini sangat berbahaya. Generasi muda Indonesia akan menjadi generasi muda yang tersisih. Kalah bersaing. Tidak diterima pasar Padahal secara global di tahun 2030,  Indonesia membutuhkan 113 juta tenaga kerja trampil. Maka, pengangguran akan meningkat. Produktifitas menurun. Ekonomi bisa-bisa lumpuh.. Beban pemerintah makin berat. Ini gambaran Bonus Demografi yang berubah wujud jadi Bencana Demografi (Demographic Disaster)!

Mencermati begitu genting dan pentingnya menyiapkan SDM unggul dalam menyongsong luapan Bonus Demografi, tak salah kiranya jika presiden terpilih Jokowimenggebrak dengan melahirkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Jokowi cukup cerdas dan tidak mau ambil resiko dengan mempertaruhkan masa depan bangsa ini dengan persiapan asal-asalan. Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam mempersiapkan Generasi Emas Indonesia. Sedangkan Bonus Demografi adalah peluang paling rasional untuk mewujudkan Indonesia Gemah Ripah Loh Jinawi Tata Tentrem Kerta Raharja. Impian semua orang di negeri ini.

[caption id="attachment_346570" align="aligncenter" width="512" caption="Komposisi Tenaga Kerja (sumber Kemendikbud)"]

1412690679239304309
1412690679239304309
[/caption]

Rujukan

1. Kebijakan dan Program Pendidikan Menengah Kemendikbud 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun