Lalu Gus Dur berkata "Tahun 1986, saya pernah mengatakan jika saya menjadi Presiden, Engkau harus menjadi meneterinya". Saat itu Sarwono baru sadar, ternyata percakapan dan diskusi tahun 1986 Gus Dur masih ingat. Sejak saat itu Sarwono tidak bisa menolak menjadi menterinya.
Kemudian Sarwono berkata "lantas apa yang harus saya kerjakan? Gus Dur-pun menjawab " lho kok tanya kepada saya? Engkau kan lebih ngerti urusan maritim dan kalauatan. Ini sama persis dengan Mahfudz MD saat diminta menjadi menteri oleh Gus Dur "Engkau kan professor, pasti lebih mengerti dengan tugasmu".
Mba Maemun dipesilahkan makan siang. Tiba-tiba, Mbah Maemun Zubair memegang tangan KH Nasikhin, lalu  bertanya kepada KH Nasikin "coba terangkan, mengapa makam Gus Dur diziarahi orang-orang tanpa henti. Barangkali Gus Dur pernah punya ajian (amalan tertentu) semasa hidupnya.Â
Kemudian KH Nasikhin menjawan pertanyyan Mbah Moen yang selama ini belum pernah terpecahkan. Menurut hemat KH Nasikhin Gus Dur memiliki 4 ajian semasa hidupnya.Â
 Kederhanaan hidup (nrimo ing pandum dalam bahasa sufi di dinamakan qonaah atau ridho dengan pemberian Allah SWT.
Gus Dur pernah menjadi penasehat informal LP3ES. Kesana kemari naik bis gandul. Gus Dur tidak pernah punya dompet. Uangnya selalu di saku. Saat mengetik artikel/buku, Gus Dur menggunakan kertas bekas karena tidak mau menjadi bagian dari para pelaku penggundulan hutan.
Suatu saat Gus Dur berkata "Ho, wes makan? KH Nasikhin menjawab "belum". Sayo makan di depan. Tapi, kamu yang bayari. Soalnya, dompetku kecopet di Bus. Sederhana tingkat dewa, yang tidak pernah merasa khawatir dengan hidupnya. Ini salah satu ciri khas kekasih Allah SWT.
Paling demen silaturrahim sampai ke pelosok-pelosok Jawa, hingga ke Madura mengenalkan pesantren. Bahkan, silaturhami kepada orang-orang yang sudah tiada (wafat). Ada salah satu makam di Tuban yang pernah dikunjungi Gus Dur, sampai sekarang menjadi makam keramat.
 Sangat dermawan. Salah satu ciri khas seorang wali itu adalah "dermawan". KH Muhammad Tholhah Hasan pernah mengatakan "ngak ada ceritanya seorang ahli wirid itu menjadi wali, yang banyak adalah kedermawanan mengantarkan seseorang menjadi seorang waliyullah.  Pernah suatu kali, Gus Dur meminta kepada KH Nasikhin menjualkan mobilnya. Setelah terjual dengan harga 3.5 juta. Maka, uangnya di antarkan ke kediaman Gus Dur.Â
Sesampai di kediaman Gus Dur, ternyata uang dalam ampop diberikan kepada tamunya. Gus Dur belum sempat melihat duitnya berapa. Padahal, sebelum menjual mobil Gus Dur berkata "Ho, tolong jualkan mobilku, berapa-pun harganya. Soalnya, uangnya akan digunakan menjadi modal usaha Mbak Yumu (Nyai Shinta Nuriyah). Ternyata, diberikan kepada orang yang membutuhkan. Itulah ciri khas kekasih Allah SWT.