Waliyullah itu artinya (kekasih Allah), namanya kekasih, sudah pasti sangat dekat dengan Allah SWT. Hanya saja, tidak akan mengetahui bahwa dirinya itu wali kecuali dirinya itu wali. Salah satu sifat seorang wali, sebagaimana keterangan Allah SWT Â "Ketahuilah olehmu bahwa para kekasih Allah itu tidak ada ketakutan pada mereka dan tidak pula ( mereka ) berdukacita (QS. Yunus (10:62).
Dari pengertian sederhana itulah, ada yang berpendapat bahwa Habib Riziq Sihab itu seorang kekasih Allah SWT. Walaupun, cukup banyak yang tidak setuju dengan pendapat ini. Karena tidak mungkin seorang wali itu bersikap keras, kasar, bahkan mencaci maki, atau bersikap kurang ajar kepada Kyai seperti Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid).
Biasanya seorang wali itu menyembunyikan kewaliannya, agar masyarakat tidak mengetahuinya. Juga, tidak menduga-duga kalau dirinya itu seorang wali. Dengan segala daya upanya, seorang kekasih Allah SWT, tidak akan membongkar kalau dirinya seorang wali. Karena, ketika dirinya mengaku wali, akan gugur kewaliannya dihadapan Allah SWT.
Perlu diketahui, seorang kekasih Allah SWT, tidak akan ngaku-ngaku dirinya wali. Kalau ada yang ngaku-ngaku wali, mudah ditebak bahwa dirinya bukanlah seorang wali, walaupun memiliki kelebihan-kelebihan (kharikul li adah). Wali tingkat tinggi, selalu khawatir jika kelebihan yang dimiliki terlihat manusia.
Kisah menarik seputar kewalian KH Khalil Bangkalan. Konon, ada seorang durriyah Rasulullah SAW datang kepadanya meminta doa agar diberikan amalan doa agar laris daganganya. KH Khalil Bangkalan sangat hormat kepada Durriyah Rasulullah SAW. Karena takut mengecewakan durriyah Rasulullah SAW, maka KH Khalil memberikan tulisan doa agar di amalkan, agar dagangnnya laris manis. Kemudian menjadi orang kaya.
Setelah mendapat amalan berupa doa yang ditulis langsung oleh KH Khalil Bangkalan. Maka, salah satu durriyah Rasulullah SAW kembali ke Pasuruan. Sesampai di Pasuruan, beliau sowan ke kediaman  Habib Abdullah Al-Haddad Bangil. Sesampai dirumah Habib Al-Haddad, langsung ditanya "dari mana Hib" Sang Pedagang menjawab "ini saya mendapat doa yang ditulis langsung oleh KH Kholil Bangkalan, sambil memperlihatkan doa tersebut". Melihat tulisan doa tersebut, Habib Abdullah Al-Hadid langsung mengambil dan merobek-robek doa itu. Padahal sang Pedagang yang juga habib belum hafal doa tersebut. Ketika merobek doa tersebut, Habib Abdullah berkata "ini doa apaan? Dengan nada kurang menyenangkan.
Habib yang pedagang tersebut, akhirnya kembali ke Madura, sowan kembali ke kediaman KH Khalil Bangkalan. Sesampai kediaman KH Khalil, tiba-tiba KH Khalil berkata "ini Bib, sudah saya tuliskan kembali doa yang di robek-robek oleh Habib Abdullah Al-Haddad". Semakin kaget. Kira-kira hatinya berkata "betapa saktinya KH Khalil, ternyata sudah tahu tujuan kedatanganku".
Sebagai catatan, KH Khalil Bangkalan salah satu pendiri NU yang sangat memulyakan durriyah Rasulullah SAW. KH Khalil tidak tegas melihat durriyah Rasulullah SAW kesulitan dagang. Dan, KH Khalil tidak kuas meminta permintaan dari durriyah Rasulullah SAW. Memulyakan Durriyah Rasulullah SAW bagi NU itu wajib hukumnya. Jadi, tidak ada ceritanya orang NU, berani dengan habaib. Selain NU, memiliki keyakinan bahwa Rasulullah SAW tidak memiliki keturunan, karena Hasan dan Husain itu putra dari Fatimah ra. Keturunan itu hanya dari anak laki-laki. Jadi, kala ada orang selalin NU ujuk-ujuk memulyakan Habaib, sudah pasti memiliki tujuan politik.
Kembali kepada KH Khalil Bangkalan dan Habib Abdullah Al-Haddad. Setelah sang pedangan dari durriyah Rasulullah SAW kembali ke Pasuruan dan sowan kepada Habib Abdullah Al-Haddad, barulah Habib Abdullah Al-Haddad berkata "memang benar, doa dari Syekh Kholil Banglalan itu doa menjadi orang kaya. Saya merobek-robek doa itu karena saya khawatir, jika engkau membaca doa ini engkau menjadi orang kaya raya. Ketika berubah menjadi orang kaya, engkau akan sibuk dengan kekayaanmu, sehingga lupa dengan membaca wirid Al-Haddad, membaca wirid dan ibadah lainnya".
      Sikap yang berbeda ditunjukkan oleh seorang kekasih Allah SWT, KH Khalil Bangkalan yang sangat takdim kepada Durriyah Rasulullah SAW. Sementara sikap Habib Abdullah Al-Haddad, tidak mau sebagai cucu Rasulullah berkeluh kesah urusan dagang, sehingga lupa dengan ibadah kepada Allah SWT. Sikap yang berbeda, namun tujuan sama, memulayakan durriyah Rasulullah SAW.
Selanjutnya, kisah KH Hamid Pasuruan itu sangat terkenal kewaliaanya. Suatu ketika beliau mengadu kepada gurunya KH Nawawi Pasuruan perihal dirinya. Konon, KH Hamid bersedih, kemudian mengadukan kesedihan-ya kepada gurunya. KH Hamid merasakan dirinya banyak dihormati banyak orang, padahal dirinya tidak meminta seperti itu. Dirinya malu dihadapan Allah SWT. Sang guru menjawab "itu merupakan urusan hatimu denganAllah SWT". Seorang wali-pun juga berkeluh kesah kepada gurunya.
Kyai Abdul Aziz Munif pernah berkisah, suatu ketika KH Hamid Pasuruan mengantarkan mantenan (pernikahan) di daerah pesisir (Lekok-Pasuruan) dengan mengendarai dokar (gerobak yang di tarik kuda). Beberapa penumpang adalah durriyah Rasulullah SAW, konon salah satu penumpangnya adalah Habib Abdul Qodir ayahanda dari Habib Taufik.
Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba, ada seorang nelayan mencegat nya. Sudah pasti, semua ngedumel, karena mengganggu perjalanan tersebut. Rupanya, Nelayan itu ingin minta tumpangan. Semakin ngudumel saja, para penumpang yang terdiri dari dari para Habaib. Apalagi, nelayan itu pakai nya lusuh dan bau amis, dengan membawa ikan.
 Melihat seorang nelayan di tengah Jalan yang membutuhkan tumpangan. Tiba-tiba, KH Hamid Pasuruan turun dan membantu nelayan tersebut. Dan meminta kepada KH Munif ayahanda dari KH Abdul Aziz Munif membantunya "Nif, tolong dibantu ya". Pantas saja, KH Munif juga ngedumel dalam hatinya "baju bersih menjadi kotor gara gara membantu nelayan". Kyai Munif membantu, namun tidak ihlas. Maklumlah, Kyai Munif itu, di ajak oleh KH Hamid untuk membaca Alquran.
Setelah melakukan perjalanan cukup lama. Di tengah perjalanan, tiba-tiba nelayan itu minta turun. Saat nelayan itu turun dan meninggalkan dokar tersebut, tiba-tiba KH Hamid berkata kepada KH Munif "lihatlah nelayan tadi? Rupanya, nelayan itu sudah tidak diketahui jejak-nya. Barulah KH Hamid mengatakan "Tadi itu, Nabi Khidir as yang sedang menyamar menjadi seorang nelayan".Bau amis berubah menjadi wangi, karena sesungguhnya Nabi Khidir sedang menguji kepekaan social para pengendar dokar.
Jokowi dan Habib Riziq Sihab
Jokowi itu sosok yang fenomenal, mulai dari tampang nya, penampilannya, busana hingga latar belakangnya. Orang desa yang mampu menembus dunia, dari kampung, kampus, hingga menembus Baitullah, hingga Raudhah Al-Syarifah sebuah tempat yang ibaratkan "taman surga". Orang Desa, diberikan kehormatan masuk tempat paling istimewa di pusaran dunia.
Hanya ada dua pendapat seputar masuk Baitullah. Jika seorang pemimpin yang dhalim masuk Baitullah, bisa dipastikan pulang langsung runtuh dan tergelincir akibat kedhalimanya. Sebaliknya, jika seorang pemimpin jujur, santun dan ramah, tidak memakan duit rakyatnya dengan cara batil dan dhalim, bisa dipastikan derajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Bagi Allah SWT, semua serba mungkin, karena manusia tidak memiliki kuasa apa-pun.Â
 Jokowi berhasil memasuki Baitullah, dengan mengajak orang-orang dekatnya. Itu merupakan kejadian luar biasa. Orang-orang yang membully mati-matian, sejenak bungkan seribu bahasa. Kemudian ada yang hasud di antara mereka kepadanya. Namun, Jokowi tidak pernah memperdulikan, semua dibalas dengan kerja keras dan senyuman. Diam itu jauh lebih baik, dan mulia.
Jokowi itu mengagumi tiga Abdur, KH Abdurahman Wahid, Abdurahman Khudari, dan Abdurahim. Semua adalah tokoh-tokoh NU, yang terkenal dengan kedalam ilmu dan keluhuran budi pekerti nya. Bahkan, Gus Dur terkenal dengan kewaliannya, karena sifat yang melekat pada Gus Dur, persis dengan ayat di atas "Ketahuilah olehmu bahwa para kekasih Allah itu tidak ada ketakutan pada mereka dan tidak pula ( mereka ) berdukacita (QS. Yunus (10:62). Bahkan, kehadiran Jokowi memimpin negeri ini sudah diramalkan oleh KH Abdurahman Wahid.
Belum lagi, isarat dari KH Maemun Zubair yang sengaja mencium tangan Jokowi, sambil mengalungkan sorban hijau khas lambang NU-Santara. Ketika KH Maemun mencium tangan Jokowi, tidak satupun orang yang berani membully KH Maemun Zubair. Bahkan, para pendukung Prabowo Sandi tidak berani berkata-kata ngecam Mbah Maemun Zubair sang penuntun umat. Mulai dari kalangan Kyai, Habaib, dan santri hingga kalangan politisi karena takut kuwalat, mereka puasa bicara tidak mengecam Mbah Maemun Zubair.
Habib Lutfi Pekalongan memberikan tasbih warna hijau kepada Jokowi. Satu-satunya Durriyah Rasulullah SAW yang terang-terangan memberikan dukungan dengan memberikan tasbih kepada Jokowi. Orang-orang dekat Jokowi, merupakan ulama Khas dari kalangan Ulama Nusantara, yang nyata-nyata menanamkan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dukungan Habib Riziq Kepada Jokowi Bukti Kewaliannya
Jika Kyai Maemun Zubair, Habib Lutfi terang-terangan mendukung, mendoakan, memberikan sorban dan tasbih kepada Jokowi. Maka, tidak demikian dengan dukungan Habib Riziq terhadap Jokowi. Dukungan Habib Riziq terhadap Jokowi dengan cara kecaman, cacian, yang tidak pernah berhenti kepada Jokowi. Justru, dengan cara seperti, Allah SWT mengangkat Jokowi lebih popular dan lebih dikenal dikalangan masyarakat luas.
 Ketidak cocokan Habib Riziq kepada Jokowi, bukan negative bagi Jokowi, justru sangat positif. Dengan demikian, tujuan dari Mbah Maemun Zubair, Habib Lutfi Pekalongan, Habib Riziq terhadap Jokowi sudah tercapai, yaitu mengantarkan Jokowi menjadi Presiden kedua kali. Hanya saja, cara yang digunakan berbeda. Intinya mencari pemimpin Indonesia yang setia menjadi NKRI dan menjaga akidah umat Islam. Tugas para Wali itu sangat berat, namun semua untuk kemaslahatan umat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H