Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam NU-Santara dan Akhlak Ulama Nusantara

1 Agustus 2018   10:43 Diperbarui: 5 November 2020   07:18 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ad ayang sedikit unik, kadang ketika berdoa di thowaf fan sai, mengunakan bahasa Indonesia, ada juga yang dilagu. Namun, semuanya tetapi sai, thowaf sebagaimana tuntunan Rosulullah SAW.

Dalam masalah akidah, Islam Nusantara itu teologi "Asaariyah" sebagaimana penjelasan Mbah Hasyim Asaary dan guru-gurunya, juga ditegaskan oleh Syafii Maarif mantan ketua Muhammadiyah.  Sementara madzhabnya mengikuti Al-Syafiiyah, sebagaiman penjelasan Syekh Sirajudin Abbas dan Buya Hamka. Namun, madzbah lain, seperti; Malikiyah, Hanafiyah, dan Hambaliyah tetap menjadi rujukan utama dalam berfikih.

Perlu diketahui juga, Islam Nusantara itu dalam bebudaya tetap menggunakan kearifan lokal, mulai busana, bertegur sapa, serta interkasi dengan sesama, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Berbusana misalnya, kan tidak harus berjubah seperti orang Arab. Wong orang Kristen, Yahudi di timur tenggah itu juga berjubah. Sarungan, dengan baju batik, serta imamah batik juga tidak apa-apa. Namun, Islam Nusantara tetap menjunjung tinggi budaya Arab.

Jadi Islam Nusantara itu tidak pernah merubah "Usuluddin" dasar dalam beragama, seperti; Rukum Iman, Islam, serta Ihsan, sebagaimana penjelasan Rosulullah SAW dalam hadis panjang, perbincangan Rosulullah SAW dengan Umar Ibn Al-Khattab ra, seputar "Imam, Islam dan Ihslan". 

Bahkan, masalah "tanda-tanda hari kiamat juga tidak berubah, sebagaimana penjelasan kitab suci Al-Quran dan hadis Rosulullah SAW. Juga, percaya hari akhir, siksa kubur, surga, neraka, semua tidak berubah sama sekali.

Jika tidak sepaham dengan "Islam Nusantara", tidak apa-apa lah. Akan menjadi masalah, jika kemudian mengatakan bahwa Islam Nusantara itu sesat. Wong, semua yang dijelaskan di dalam Islam Nusantara itu sama persis dengan penjelasan Ulama-Ulama Nusantara yang bermukim di Makkah, seperti; Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Mahfudz Al-Turmusi, Syekh Uhid Al-Bukhuri, Syekh Atoria Al-Betawi, dan Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani.

Jika menyalahkan atau menyesatkan pemahaman Islam Nusantara, berarti sama dengan menyesatkan pemahaman Ulama-Ulama Nusantara yang pemahamanya merujuk pada penjelasan ulama-ulama salaf, seperti; Imam Syafii, Abu Hanifah, Imam Bukhori Muslim, serta Syekh Abdul Hamid Ali Kudus. Pemahaman mereka tentang trilogy agama "Iman, Islam, Ihsan" sama persis dengan Islam Nusantara.

Ulama Nusantara, tetapi menghargai budaya setempat, sebuat saja tradisi membangun masjid, tidak harus seperti masjid orang Arab dengan membangun menara, tetapi disesuai dengan budaya setempat. 

Masjid Sunan Kudus, Masjid Cheng Hoo, Masjid Demak. Bahkan, masyarakat setempat ketika sholat tidak mengunakan jubbah putih, tetapi mengunakan sarung dengan beragam corak, sesuai dengan budaya. 

Imamahnya, juga ada yang warga batik, namun sholatnya kadang lebih khusu dari yang berjubah panjang. Karena hakekat sholat itu interaksi dengan Allah SWT, bukan masalah busananya seperti apa.

Nah, KH Kholil Bangkalan sosok ulama kharismatik yang bertahun tahun bermukim dan ngaji di Masjidilharam. Beliaulah sosok pendiri NU sebagai payung umat islam yang cinta kepada Allah SWT, Rosulullah SAW dan sahabat. Beliau itu rujukan ulama Nusantara ketika akan mendirikan NKRI dan Nahdhotul Ulama, hingga kemudian berdiri kokoh yang di komandoi oleh Syekh Al-Imam Muhammad Hasyim Asaary.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun