Bagi umat islam, ke Yerusalem itu bukan sembarang wisata lho, karena Yerusalem itu merupakan destinasi wisata sejarah dan teologi yang bernilai tinggi. Apalagi, Allah SWT memberitakan dalam kitab sucinya, bahwa Baitul Maqdis itu tanah yang berkah.
Setelah menginjakkan kaki di Yerusalem, ternyata tidak satupun tempat di sekitar Majid Al-Aqsa, kecuali memiliki daya tarik yang kuat dan makna yang menarik, khususnya bagi tiga teologi, Islam, Kristen dan Yahudi. Semangat pemeluk tiga agama itu selamanya akan membara, mereka terus menerus berlomba-lomba datang dan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing di Yerusalem.
Jika umat Kristen misalanya, mereka berkeyakinan bahwa Ibunda Maria (Maryam) di lahirkan di Yerusalem. Jadi, sangat wajar sekali jika mereka berbondong-bondong berkunjung ke Yerusalem hanya untuk berziarah ke tempat suci mereka. Apalagi, Isa as yang kemudian di anggab sebagai Yesus di lahirkan di Betelhem. Membuat mereka semakin mantab terhadap teologis mereka.
Sementara, umat islam berkeyakinan bahwa Al-Quds (Baitul Maqdis) pernah menjadi kiblat umat Islam selama 16-17 bulan lamanya, sejak Rosulullah SAW memasuki Kota Madinah. Dengan harapan, agar supaya orang-orang yahudi beriman kepada Allah SWT, dan tentu saja mengakui Rosulullah SAW sebagai utusan-Nya.
Ternyata, orang-orang Yahudi, tetap saja tidak mau beriman. Kemudian Rosulullah SAW selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk.
Imam Al-Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa Rosulullah SAW selama berada di Makkah kiblatnya tetap Baitullah SAW, sebagaimana kiblat nya Nabi Ibrahim dan Ismail.
Saat Rosulullah SAW sedang melaksanakan sholat duhur di daerah Kuba', Rosulullah SAW mendapatkan wahyu agar merubah kiblatnya dari Baitul Mqdis kembali ke Baitullah. Tempat Rosulullah SAW sholat saat ini menjadi "Masjid Kiblatain" yang menjadi tempat bersejarah. Sedangkan, saat perubahan kiblat, tepat pada pertengahan bulan Sya'ban (nisfu sya'ban).
Sedangkan, Baitul Maqdis termasuk satu di antara tiga tanah suci dalam islam. Rosulullah SAW pernah melakukan sebuah perjalanan suci di  malam yang di temani langsung Malaikat Jibril dengan kendaraan  khusus Buraq. Perjalanan suci dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa terjadi pada bulan kedua puluh tujuh Rajab.
Tembok Ratapan
Bagi umat muslim, kadang ada yang berpandangan bahwa "tembok ratapan" itu adalah omong kosong, bahkan ada juga yang berkata lantang "harus di hancurkan". Namun, bagi Yahudi, tempat itu sangat istimewa, sebagaimana orang islam meng-istimewakan "Baitullah dan Raudhah Al-Syarifah". Wajar sekali jika Yahudi, rebutan mendekat dan meratap, sebagaimana umat islam rebutan mengecup hajar aswad.