Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Baitullah, Raudah, Buraq Nabi, dan Tembok Ratapan

30 Maret 2018   16:33 Diperbarui: 30 Maret 2018   16:40 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak ada umrah yang lebih mengesankan, melebih umrah plus ziarah ke Masjid Al-Aqsa, sekaligus mengamalkan sunnah Rosulullah SAW. Rosulullah SAW, sahabat, dan para utusan-Nya pernah ke Aqsa, bahkan sebagian dari nabi dan sahabat Rosulullah SAW di kuburkan bumi para Nabi.

Tahun ini (3/2018), saya diajak umrah plus Aqsa oleh kepala Sekolah SMK Dokter Soetomo atau yang lebih populer dengan sebutan Smekdors Surabaya benar-benar mengasyikkan. Bagaimana tidak asik, ketika di Makkah, kami bisa thawaf berkali-kali, sekaligus bersimpuh di sudut rumah Allah SWT.

Di sudut Baitullah, kami merasa semua dosa-dosa besar dan kecil ditampakkan, merasa rendah, merasa tidak bedaya, karena keagungan Baitullah. Setiap malam, kami-pun berangkat menuju Baitullah mengelilingi rumah Allah SWT, sebagai bentuk takdim terhadap rumah Allah SWT. Setiap langkah kaki menjadi pelebur dosa dan noda.

Mulut-pun tidak bisa berucap kata-kata, kecuali bertasbih, tahlil, dan tahmid, karena tidak ada yang pantas di ucapkan di sudut rumah Allah SWT yang begitu agung. Sesekali tangan dan dada mencecakkan diri di  dinding Baitullah.

Ketika di Madinah-pun, rasanya tidak pantas menyapa Rosulullah SAW di Raudhah Al-Syarifah, serta di depan makamnya yang agung. Berkali-kali lisan ini menyapa "Assalamualaika Ya Rosulullah" namun, rasa tidak kuasa menahan diri, sehingga tiba-tiba air mata mengalir deras.

Saya-pun yakin, salamku telah di jawab Rosulullah SAW dan para sahabat setiannya. Tapi, telinga ini tidak mampu mendengar, karena banyaknya dosa dan noda yang sering kami lakukan.

Pada hari kedua di Madinah, Pak Juliantono Hadi, ternyata jauh lebih pagi berada di Area Raudhah Al-Syarifah untuk menyapa Rosulullah SAW. Beliau berangkat ke Raudhah, sekitar pukul 01.00 dini hari. Rupanya, rasa rindu kepada Rosulullah SAW sudah tidak tertahan lagi.

Sedangkan saya, berangkat sekitar 03.30, rupanya Pak Juliantonoh Hadi sudah berada di aren Raudhah AL-syarifah. Say-pun menyapanya dengan lirikan mata ketika berada di Raudhah. Kami berdua ingin terus menyapa Rosulullah SAW, walaupun hanya melalui kata-kata dan bersholawat setiap saat dan waktu, dengan harapan mendapat syafaat dan akan selalu tumbuh rasa cinta kepada Rosullah SAW.

Masjid Buroq Al-Syarif

Tidak puas ibadah di Makkah dan Madinah, kami-pun memburu rahmat dan ampunan Allah SWT di bumi para Nabi (Yerusalem). Sesampai Yerusalem, program yang paling menyenangkan bagi siapa-pun, karena ternyata di Yerusalem, sebagian besar pemeluk agamanya bukan islam, tetapi Yahudi.

Sudah pasti, wisata ruhani sedikit bergeser ke wisata sejarah dan kuliner, karena memang wisatawan itu paling suaka dengan tiga F, yang artinya artinya fun (happy Fun)  food (kuliner). Bagi kaum emak-emak, ketika di Makkah mereka tahwafanya keliling Baitullah, sementara di Yerusalem lebih banyak keliling pasar, karena memang sepanjang jalan dan sekitar Masjid Al-Aqsa tempat beragam pernak-pernik khas Yerusalem.

Bagi umat islam, ke Yerusalem itu bukan sembarang wisata lho, karena Yerusalem itu merupakan destinasi wisata sejarah dan teologi yang bernilai tinggi. Apalagi, Allah SWT memberitakan dalam kitab sucinya, bahwa Baitul Maqdis itu tanah yang berkah.

Setelah menginjakkan kaki di Yerusalem, ternyata tidak satupun tempat di sekitar Majid Al-Aqsa, kecuali memiliki daya tarik yang kuat dan makna yang menarik, khususnya bagi tiga teologi, Islam, Kristen dan Yahudi. Semangat pemeluk tiga agama itu selamanya akan membara, mereka terus menerus berlomba-lomba datang dan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing di Yerusalem.

Jika umat Kristen misalanya, mereka berkeyakinan bahwa Ibunda Maria (Maryam) di lahirkan di Yerusalem. Jadi, sangat wajar sekali jika mereka berbondong-bondong berkunjung ke Yerusalem hanya untuk berziarah ke tempat suci mereka. Apalagi, Isa as yang kemudian di anggab sebagai Yesus di lahirkan di Betelhem. Membuat mereka semakin mantab terhadap teologis mereka.

Sementara, umat islam berkeyakinan bahwa Al-Quds (Baitul Maqdis) pernah menjadi kiblat umat Islam selama 16-17 bulan lamanya, sejak Rosulullah SAW memasuki Kota Madinah. Dengan harapan, agar supaya orang-orang yahudi beriman kepada Allah SWT, dan tentu saja mengakui Rosulullah SAW sebagai utusan-Nya.

Ternyata, orang-orang Yahudi, tetap saja tidak mau beriman. Kemudian Rosulullah SAW selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk.

Imam Al-Qurtubi menjelaskan dalam tafsirnya, bahwa Rosulullah SAW selama berada di Makkah kiblatnya tetap Baitullah SAW, sebagaimana kiblat nya Nabi Ibrahim dan Ismail.

Saat Rosulullah SAW sedang melaksanakan sholat duhur di daerah Kuba', Rosulullah SAW mendapatkan wahyu agar merubah kiblatnya dari Baitul Mqdis kembali ke Baitullah. Tempat Rosulullah SAW sholat saat ini menjadi "Masjid Kiblatain" yang menjadi tempat bersejarah. Sedangkan, saat perubahan kiblat, tepat pada pertengahan bulan Sya'ban (nisfu sya'ban).

Sedangkan, Baitul Maqdis termasuk satu di antara tiga tanah suci dalam islam. Rosulullah SAW pernah melakukan sebuah perjalanan suci di  malam yang di temani langsung Malaikat Jibril dengan kendaraan  khusus Buraq. Perjalanan suci dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa terjadi pada bulan kedua puluh tujuh Rajab.

Tembok Ratapan

Bagi umat muslim, kadang ada yang berpandangan bahwa "tembok ratapan" itu adalah omong kosong, bahkan ada juga yang berkata lantang "harus di hancurkan". Namun, bagi Yahudi, tempat itu sangat istimewa, sebagaimana orang islam meng-istimewakan "Baitullah dan Raudhah Al-Syarifah". Wajar sekali jika Yahudi, rebutan mendekat dan meratap, sebagaimana umat islam rebutan mengecup hajar aswad.

(sumber gambar: moslemtoday.com)
(sumber gambar: moslemtoday.com)
Rupanya, letak Tembok Ratapan itu persis di belakang Masjid Al-Aqsa, tepatnya di bawah "Masjid Buroq Al-Syarif". Konon, ketika Rosulullah SAW isra' mi'raj, Rosulullah SAW ngencang (meletakkan) Buraq Al-Syarif di sebuah tiang arah kanan dari masjid Al-Aqsa. Rupanya, tiang yang digunakan ngencang itu saat ini tertulis dengan "Al-Masjid Al-Buroq Al-Syarif". Di belakangnya persis, itulah tembok ratapan.

Ketika jamaah keluar dari Masjid Al-Aqsa, pergilah arah kiri dari Masjid Al-Aqsa hingga hingga mentok, maka di situ akan terlihat bangunan kecil yang tertulis di atasnya "Masjid Al-Buroqu Al-Syarif". Biasanya di situ selalu dijaga tentara Israel lengkap dengan senjatanya. Tentu saja, dia khawatir jika ada yang aneh-aneh, karena di belakangnya ratusan jamaah yahudi sedang khusyuk melakukan ratapan.

Sedangkan, jika keluar dari masjid mengambil arah kanan, maka akan ditemukan pintu bahwa tanah yang mana itu menuju masjid "Masjid Mirwani".

Sementara di bawah tanah Masjid Al-Aqsa, juga terdapat tiang-tiang besar yang di sebut dengan "tiang Nabi Sulaiaman". Di mana, tiang tersebut adalah bangunan-bagunan kuno yang di bangun oleh bangsa Jin atas perintah Nabi Sulaiman as. Hanya saja, ruangan bawah tanah itu tidak dibuka, kecuali hari jumat untuk sholat jamaah sholat jumat yang begitu banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun