Karena begitu laparnya, maka semua makanan yang dikeluarkan langsung disantap. Hingga tak tersisa. Kemudian usai makan, sang pemilik restoran membagikan jus segar berwarna hijau. Setelah dicoba, rasanya kecut ampun-ampunan. Kemudian Mr. Cheng Hoo melempar guyonan segar, "Ada cara khusus minum jus ini, caranya kalau minum waktu sepi biar cepat habis". Terus ada yang bertanya gimana caranya, "Ketika tidak ada yang melihat, maka tumpah dan buang isinya ke samping, maka jus itu akan habis". Mendengar ucapan itu, lantas ada yang bilang, "Ga koyok koyo o".
Usai makan, semua menuju masjid dekat restoran tersebut. Kami semua sholat jamak qoshor. Semua menuju Gunung Gorontol, tempat Nabi Isa AS bertapa selama 40 hari empat puluh malam. Namun, jamaah tidak naik, karena di samping jauh, juga lelah, dan waktunya juga terbatas. Ketika guide kami Maad yang kebangsaan Palestina itu menjelaskan bahwa gunung itu bernama Gorontol, tiba-tiba ada yang nyeletuk, "Kalau tidak punya gigi, bisa menjadi, bunyinya gimana?
Rupanya, di tempat ini banyak sekali wisatawan yang kulitnya warna putih bersih. Matanya sedikit sipit. Kemana mata, sejauh mata memandang, selalu kulit putih bersih yang terlihat. Muda-muda, cantik dan ganteng, terlihat sekali jika mereka itu orang yang cukup duit untuk berwisata ria. Rupanya, sebagian besar dari wisatawan datang dari China, Korea, dan Hongkong. Mayoritas mereka beragama Kristen. Karena mereka yakin, bahwa gunung tersebut tempat Nabi Isa berinteraksi dengan Tuhan. Makanya, kadang orang Palestina saat menyapa "Anta shin (kamu dari China)?"
Di tempat ini, banyak sekali pertokoan yang menjual oleh-olah khas masyarakat Jericho. Buah yang menjadi andalan pertanian Jericho adalah kurma "medjoel", zaitun dan Al-Tiin. Namun, yang menjadi oleh-oleh khas dari Jericho adalah "kurma medjoel" atau yang lebih terkenal dengan sebuatan "kurma Amerika". Ukurannya sedikit lebih gede, dibanding dengan kurma lainnya.
Orang Indonesia menyebutnya dengan "kurma US". Padahal, kurma ini aslinya tumbuh di Madinah. Jika di Pasar Kurma Madinah, 1 Kg dijual dengan harga 70 SR, sedangkan 1 Kg Kumra Medjoel Jericho sekitar 25 $. Kurma ini rasanya memang luar biasa, legit dan ngageni, membuat diri ingin pergi lagi ke Yerusalem.
Ziarah makam Salman Al-Farisi disambut kurma medjoel
Biasanya, setiap ada acara tertentu, baik di pernikahan, masjid-masjid, atau tempat acara lain, kurma ini menjadi andalannya. Seperti saat berziarah ke makam Sahabat Salman Al-Farisi. Kebetulan saat ini memasuki waktu magrib. Usai shalat berjamaah, banyak sekali kawula muda Pelestina, remaja dan orangtua sedang berkumpul ria.
Seorang remaja dengan membawa kurma Medjoel dan Qohwah menarkan kepada setiap tamu yang datang. Saya-pun beserta jamaah ikut serta menikmati kurma itu. Sementara kuala muda berkumpul, dan seorang laki-laki paru baya sedang mengalunkan ayat-ayat suci Al-Quran, kaya majlis taklim di Nusantara. usai membaca Al-Quran, seorang pria paruh baya (ustad), berceramah dengan menggunakan baju jas necis dan berdasi.
Menariknya, mereka tidak ada yang berjubah seperti orang Arab di Makkah dan Madinah, melainkan celana jeans. Bahkan, jaketnya jarang yang bertuliskan Arab, justru tulisan latin dan Inggris dan bahasa Ibrani.
Ketika sepulang dari masjid misalnya, penduduk Palestina mencegat para jamaah. Putra-putrinya berada di pingir jalan menawarkan kurma medjoel dan teh panas. Mereka begitu bangganya bisa berbagi kurma kepada tamu-tamu yang sedang menikmati sejuk dan damai nya Masjid Al-Aqsa. Sesekali, jamaah mengajak berfotoria, sambil memangku putra-putri yang cakep nan imut itu.