Rosulullah SAW tahu persis, bagaimana menjadi juragan yang baik, dan bisa mensejahterkan karyawannya. Orang yang bekerja disebuah perusahaan, mereka sudah menanti gaji setiap bulan sekali. Keluarga yang dirumah sudah menunggu hari gajian. Jika menunda, berarti telah menunda penantian gaji selama sebulan. Wajarlah, jika kemudian Rosulullah SAW mengingatkan “menunda kewajiban adalah sebuah kedhzoliman”
Hakekat sebuah perusahaan itu bukan mencari untung sebesar-besarnya dengan meng-ekspoitasi karyawan, tetapi bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan bisa mensejahterakan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut. Itulah yang dinamakan berbuat baik kepada sesama (ihsan). Allah SWT berfirman “jika kalian berbuat baik, maka kalian telah berbuat baik kepada diri kalian, jika berbuat buruk, maka keburukan itu kembali pada diri kalian”.
Bagi para karyawan atau buruh agar bisa hidup lebih bermartabat, Rosulullah SAW mengajarkan kepada para pengikutnya agar menjadi seorang pedagang. Tidak harus besar, yang penting bisa istiqomah dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, dagang itu menjadi sunnah.
Sejak remaja, Rosulullah SAW telah menumbuhkan jiwa entrepreneur dengan cara mengikuti pamannya ke Negeri Syam. Ketika Rosulullah SAW menikah dengan Khodijah ra, yang notabene konglomerat Makkah, maka Rosulullah SAW mampu mengembangkan perusahaan istrinya dengan baik dan bekembang luar biasa. Selamat Hari Buruh Nasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H