Semua tahu dan faham bahwa Indonesia berdiri diperjuangkan oleh semua suku, bahasa, serta etnis yang berbeda-beda, serta agama dan keyakinan yang beragam. Semua bersatu padu menyamakan visi dan misi untuk merdeka dan berdaulat menjadi Negera Republik Indonesia. Untuk itulah, Pancasila sebagai lambang mengenggam "Bhieneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tapi satu.
Semua elemen masyarakat Indonesia memahami kalau dirinya berbeda, karena perbedaan itulah semua merasa mengerti bagaimana harus menghormati dan memulyakan satu dengan yang lainya. Inilah yang di sebut dengan istilah "toleransi". Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, semua harus berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
NKRI itu sudah disepakati oleh semua agama yang ada di negeri ini. Semua dilindungi oleh undang-undang. Oleh karena itulah, sebagian besar umat Islam yang berada di Indonesia adalah para pencinta Rosulullah SAW. Para pencinta Nabi mengungkapkan rasa cinta dengan alunan-alunan syair indah yang dibuat oleh ulama-ulama terdahulu. Â Dengan kata lain, umat Islam Indonesia itu suka merayakan "Maulid Nabi Muhammad SAW".
Pada tanggal 15 Juli, 2012 ada beberapa orang laki-laki tiba-tiba mendatangi masyarakat Nahdiyin yang sedang bersholawatan. Dengan mengenakan sarung dan Kaos berlogo pohon kurma dan bertuliskan KSA (Kerajaan Arab Saudi), laki-laki datang dengan nyali yang tinggi dan percaya diri. Kedatanganya bukan mau bergabung dan turut serta bersholawat dengan jamaah maulid Habib Zakky Assegaf. Kedatangan itu untuk membubarkan sholawatan yang di anggab tersesat dan masuk neraka.
Setelah mendekati kediaman Habib  Zakky Ibn Bakar Assegaf , tepatnya pada pukul 21.00 , di mana waktu itu  Majelis Maulid dan Dakwah Habib Zaky Assegaf sedang asik-asiknya. Tiba-tiba laki-laki itu meminta agar menghentikan sholawatan itu dengan alasan menganggu warga sekitar. Padahal Habib Zaky Assegaf dan warga sekitar sudah dipertemukan oleh polsek. Mereka tidak ada apa-apa dan tidak ada yang merasa terganggu dengan sholawatan itu.  Ternyata, oknum wahabi mengaku ngaku mengatasnamakan warga.
Muncul beberapa ucapan yang mengesankan bahwa Maulid Nabi itu bidah, tidak sesuai dengan ajaran Rosulullah SAW. Orang wahabi menyakini bahwa Maulid Nabi itu bidah (tersesat) dan masuk Neraka. Tidaklah heran, jika laki-laki itu memaksakan diri menghentikan Maulid Nabi tersebut. Hampir saja, laki-laki wahabis pembenci sholawatan itu di amuk masa. Di samping tidak sopan, dia merasa paling benar, dan menyesatkan (mengkum) para pencita sholawatan Nabi menjadi ahli bidah dan neraka.Untung saja, Habib Zakky Asseggaf meminta para hadirin dan masyarakat menahan diri, sehingga tidak terjadi apa-apa.
Kejadian serupa cukup banyak, di mana oknum-oknum wahabis salafisme membuat onar, dan bikin resah, baik melalui tulisan, ceramah di TV dan Radio. Dengan mudahnya menyesatkan amaliyah Nahdiyah, seperti; sholawatan, dzikir berjamaah, tahlilan. Jauh sebelum mereka ada di Indonesia, semua ulama nusantara, sudah melakukan dan itu berdasarkan para pendapat para ulama-ulala’ salafussolih. Kitab-kitab klasik sudah menjelaskan dengan gamblang. Kedatangan Wahabisme telah membuat negeri ini tidak nyaman lagi, dan mereka mulai bikin resak dan rusak kerukukan umat beragam yang selama ini di bangun.  Kisah pembubaran Sholawatan yang dilakukan oleh oknum Wahabisme Salifisme di Jokjakarta ter-ulang lagi di Majelis Al-Dizkra yang di asuh oleh KH Arifin Ilham. Hanya saja, yang berulah kali ini bukan Wahabi, tetapi Syiah.
Bagaimana mungkin, beberap kelompok datang dan mengatasnakan Syiah menyatroni tempat Al-Zikra yang di asuh Arifin Ilham. Semua sepakat dan tahu, bahwa Arifin Ilham itu Ahlussunah Waljamaah, suka Maulid Nabi Muhammad SAW, selalu melakukan Dzikir Berjamaah. Mengajak orang menjadi lebih baik dan lebih dengan Allah SWT dan cinta terhadap Rosulullah SAW.
Mengenal Radikalisasi Wahabi dan Syiah.
Syiah dan Wahabi itu ibarat minyak dan air, yang tidak bisa bertemu selama-lamanya. Secara teologi keduanya memang memang sangat beda (bertentangan). Secara politik-pun keduanya tidak akan bisa ditemukan. Keduanya memiliki cara pandang tersendiri dalam urusan agama dan politik.
Dalam pidoto dan ceramah-ceramah, ulama Arab Saudi selalu menyudutkan Iran, bahkan ada yang berpendapat bahwa Syiah itu lebih bahaya dari pada (Yahudi)Â Israel. Secara men-genalisir, semua syiah itu tersesat dan harus diperangi. Memerangi Syiah itu sama dengan Jihad di jalan Allah.