Tanyakan pada anak, apa yang membuat ia takut tidur di malam hari? Apakah sedang stres karena pelajaran sekolah, atau muncul bayang-bayang imajinasi hasil dari tontonan atau obrolan bersama teman.
Jika masalah ada pada pencahayaan, tak apa untuk sementara anak tidur dengan lampu menyala. Jika mereka takut pada sudut tertentu, bersihkan sudut itu sekaligus membuktikan tak ada apa-apa di sana. Jika masih khawatir tidur sendiri, maka temanilah dan ajak ngobrol untuk mengalihkan mereka dari apa yang ditakutkan.
Baca juga: Hantu Itu Tidak Ada
6. Menunjukkan Tanda-tanda Depresi
Anak tidak mau makan, terlalu banyak makan, menarik diri, uring-uringan, dsb yang mengarah pada gejala depresi, menunjukkan bahwa mereka sedang sangat membutuhkan orang tuanya. Jadilah pendengar yang baik, jangan biarkan anak berjuang sendiri menghadapi masalah mereka.
7. Berhenti Bermain dengan Teman
Umumnya anak-anak sangat mudah kembali damai setelah berselisih. Namun jika dalam beberapa hari mereka tiba-tiba tidak membaur dengan temannya, ajaklah mereka bicara untuk mengetahui apa yang terjadi.
Mungkin perselisihan kali ini lebih buruk dari biasanya, yang itu membutuhkan bantuan orang dewasa untuk menyelesaikan (membantu bermaafan dsb). Atau malah bukan sekadar perselisihan yang terjadi di antara mereka. Bisa saja pelecehan atau tindak kriminal lainnya.
8. Sering Tantrum
Anak yang rajin ngamuk biasanya mengalami kesulitan mengatur emosi. Bisa pula karena mempelajari kelemahan orang tua untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Misalnya anak yang selalu menangis histeris jika tidak dibelikan mainan. Maka ketika orang tua akan mengajak si anak pergi ke tempat yang kira-kira akan bertemu penjual mainan, buat perjanjian di awal bahwa tidak ada pembelian mainan hari itu.