"Gangguan jin itu!" kata senior di kantor, waktu kami membahas tentang ketindihan.
"Ndak, itu gangguan tidur," bantahku.
"Bacalah ayat kursi, pasti bisa gerak lagi!"
Aku juga yakin bahwa ayat kursi, doa, atau surah apa pun dalam Al-Qur'an bisa melepaskan kita dari momen ketindihan yang tidak menyenangkan. Tapi dari berbagai referensi dan pengalaman pribadi, ketenanganlah yang membuat kita lebih mudah melewati sleep paralysis.
"Kalau kita berdoa, kita jadi tenang. Makanya bisa lepas dari ketindihan. Jadi kalau ketindihan jangan panik dan jangan mikir aneh-aneh. Bayangkan yang bagus-bagus, dak muncul dak yang horor-horor tu!" aku meyakinkan lawan bicara, yang tetap saja tampak tak yakin.
Baca juga: Tak Hanya Anak, Orang Tua pun Rawan Durhaka
Waktunya Pembuktian
Salah satu alasan aku tidak suka menonton film horor dan film sadis adalah mudahnya rekaman film itu masuk ke dalam mimpi. Termasuk obrolan siang yang tidak bermakna pun, kerap kali terbawa tidur. Dan malam setelah debat receh itu, yang tak terpikirkan pun terjadi.
Padahal hari itu tidak ada aktivitas yang melelahkan, siangnya tidak tidur dalam durasi yang panjang, dan aku yakin tidak sedang stres. Namun malamnya, aku mengalami sleep paralysis alias ketindihan.
Dalam keadaan tak bisa bergerak, sengaja aku tidak membaca apa pun. Bawa tenang saja, nanti akan berakhir sendiri. Ternyata lama, aku masih "lumpuh". Aneka bayangan bermunculan, kuatur pikiranku agak menampilkan gambaran-gambaran indah. Hantu itu tidak ada, jin itu lemah!
Gambaran pantai, hidangan lezat, kebun bunga, gagal kutampilkan. Imajinasiku mandek! Kucoba mengenang masa kecil, bermain dengan teman-teman yang sekarang sebagian masih kuliah sebagian lagi sudah bekerja.