Baca juga:Â Jangan Mau Stres Gara-gara DeadlineÂ
4. Berlebihan Menggunakan Medsos
Dalam penelitian yang dirilis NCBI tahun 2020, disebutkan bahwa semakin banyak media sosial yang kamu miliki, semakin besar risikomu mengalami depresi. Hal ini terutama bagi mereka pengguna pasif, yang lebih banyak melihat konten daripada membuat.
Meski terkesan pengguna aktif lebih "selamat", namun pembuat konten yang dianggap kontroversial juga rentan mengalami depresi, akibat perundungan yang diterima dari warganet.
5. Ending Film
Percaya gak percaya, akhir film ternyata bisa membuat penonton depresi. Contohnya pada 2009, Entertainment Weekly melaporkan penggemar film Avatar mengaku ingin bunuh diri karena menyadari kisah dalam film tersebut tidak nyata.Â
Begitu pula dengan penggemar Harry Potter setelah tayangan di tahun itu.
Hal yang sama juga terjadi pada mereka yang gagal dalam sebuah proyek, liburan yang berakhir buruk, dsb. Pada intinya, depresi terjadi karena harapan tak sesuai kenyataan. Â
6. Lingkungan Tempat Tinggal
Mana yang lebih enak, tinggal di desa atau kota? Semua ada plus minusnya. Hidup di kota dekat dengan fasilitas, tapi banyak tekanan. Di desa cenderung lebih tenang, tapi gosip lebih cepat menyebar.
Menurut penelitian, tinggal di kota memiliki risiko depresi 12-20% lebih besar daripada tinggal di desa. Bukan hanya perkara tetangga, polusi dan kekerasan juga menjadi pemicu munculnya depresi.