Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sis, Jangan Nampak Tajir di Hadapan Suami!

6 Agustus 2021   15:31 Diperbarui: 6 Agustus 2021   15:32 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
megapolitan.kompas.com

Nyatanya agama mewajibkan nafkah dari suami untuk istri dan anak. Jadi jangan mau kemakan ancaman "tak patuh pada suami", sementara suami tak memenuhi kewajiban paling basic.

Dengan menahan uang yang ada pada kita, itu memaksa mereka bekerja keras untuk melaksanakan kewajibannya. Sudah seharusnya begitu, kan? Jika terjadi hal yang tak diinginkan, kita masih punya simpanan sebagai serap. Yang jelas menahan harta dari suami diawali dengan niat baik, bukan untuk yang aneh-aneh, Sis!

Kedua, menjaga harga diri suami. Salah satu alasan kenapa suami adalah pemimpin di rumah, karena ia memberi nafkah. Yang muslim cari sendiri ayatnya! Hal ini terbukti di banyak rumah. Dulu pernah ramai julukan Ketua ISTI (ikatan suami takut istri) untuk mereka yang terkesan takut pada istrinya.

Aku belum pernah menemukan "Ketua ISTI" yang punya pendapatan lebih besar dari istrinya. Kecuali jika si istri merupakan calon ahli waris dari orang tua yang kaya raya. 

Selebihnya adalah laki-laki yang berpenghasilan lebih rendah dari istri, atau malah tak berpenghasilan sama sekali. Faktor lain, "Ketua ISTI" adalah laki-laki bucin. Tapi berapa lama sih kebucinan itu? Perempuan berserak di mana-mana, pelakor gentayangan di seluruh dunia!

Baca juga: Kertas Bekas Jangan Dibuang Dulu, Bisa untuk Permainan Seru! 

Jadi dengan membiarkan suami berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan rumah, kita sudah menegakkan harga diri mereka. Niat baik kok! Daripada dibelai-belai malah jadi lepai.

Jadi gitu Sis, selama suami sehat dan tak ada kendala untuk mencari nafkah, pura-pura nggak tau ajalah. Belum bayar listrik, biarin petugas PLN datang. Beras habis, biarlah lapar bareng-bareng. Hitung-hitung diet. Dalam kondisi normal, nggak ada manusia yang mati gara-gara gak makan barang sehari dua hari. Selama bapaknya sehat, duit mamak hanya untuk diri dan anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun