Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Organisasi Dipimpin Seorang Bos

2 Juni 2021   14:57 Diperbarui: 2 Juni 2021   15:01 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Michael Dziedzic on Unsplash

Aku menyimak.

"Orangnyo baik, Tari. Jangan terpengaruh yo!" seolah beliau sedang meralat sesuatu. "Coba be dulu. Tiap orang kan beda-beda pikirannyo."

Begitulah. Akhirnya aku pun tergabung dalam (anggaplah) organisasi tersebut. Bersama teman-teman lain, yang sudah maupun baru kenal. Kami bertemu beberapa kali dalam satu bulan, untuk kemudian sepakat mengadakan kegiatan literasi pertama.

Baca juga: Ternyata Mbak Mar Tergolong Toxic

Memimpin dengan Telunjuk

Sebenarnya untuk sebuah wadah baru, agak terlalu berat menurutku mengadakan acara besar dengan mengundang tamu dari ibu kota. Apalagi acara ini tidak berbayar, mendatangkan pembicara dari luar kota jelas harus menanggung segala macam kebutuhannya.

Tapi tidak begitu bagi Mbak Mar. Ia cukup menghubungi temannya yang memiliki percetakan, menugaskan adik-adik mahasiswa menyebar proposal, lalu ia menelepon satu per satu kepala lembaga di mana proposal itu mendarat.

Tak butuh waktu tak lama, beberapa tokoh menjanjikan dana untuk kegiatan tersebut. Rasanya ilmu organisasi yang kugali bertahun-tahun di berbagai tempat, runtuh begitu saja. Orang ini sakti!

Dari tempat, perlengkapan, sampai konsumsi, kami tak keluar dana sepeser pun. Semua ditanggung. Tapi menjelang cair, Mbak Mar meminta bantuan temannya yang lain lagi untuk menalangi. Teman yang lain ini, lalu curhat padaku bahwa ia sudah berbulan-bulan tak terima gaji.

"Payah dio ni, Dek. Dak biso ditolak orangnyo," keluh teman Mbak Mar. "Kakak ni kalu dak Abang kau beduit, dak telap kerjo di situ."

Kali itu, aku datang bersama panitia yang lain, yang juga mengeluh. "Pusing aku, Kak. Sano sini cari dana, antar surat. Dio enak be tinggal nelpon-nelpon."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun