"Itu yang ngomong gak pernah dengar kisah Fatimah?" olokku. "Dia samakan Zulaikha dengan Cleopatra? Dengan Margaret Thatcer? Dengan Mata Hari? (yang ini paling suamiku gak kenal).
Barakallahu lakuma wabaraka 'alaykuma wajama'a baynakuma fii khayr ... itulah ucapan Rasulullah saw saat menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Fatimah naksir Ali sejak lama, tapi tidak ada yang tau, termasuk Ali sendiri.
Pernah pula disebutkan, jangankan Ali, iblis pun tak tau bahwa Fatimah jatuh hati pada Ali. Sehingga tak sempat terbersit macam-macam penyakit hati yang menjurus pada zina. Boro-boro maksa!
Perempuan Jika Duduk di Atas, Ia Menguasai Laki-laki
Lain acara, lain lagi ceritanya. Kali ini seseorang mengaku sudah melakukan riset tentang sifat perempuan. Menurutnya, perempuan itu beda jauh dengan laki-laki. Ya memang.
Jika laki-laki berada di atas, maka ia akan memandang perempuan sebagai makhluk yang harus dinaungi. Sebaliknya jika perempuan diposisikan di atas, maka ia merasa menguasai laki-laki.
"Contohnya sederhana. Perempuan itu, jika ia duduk di kursi, kemudian laki-laki berada di bawahnya. Maka ia akan merasa dirinya sudah membawahi si laki-laki itu. Ia merasa berkuasa."
Aku melongo mendengarnya. Riset macam apa yang dilakukan orang ini? Hanya lewat perkara duduk di kursi, ia bisa menyimpulkan hati seseorang?
Apakah itu karena yang menyampaikan adalah seorang laki-laki? Jika perempuan, tinggal dibalik. "Kalau laki-laki duduk di atas dia merasa sudah menguasai perempuan. Jika perempuan duduk di atas, dia merasa disanjung laki-laki."
Ah entahlah, itu sih namanya persepsi. Bukan analisis, apalagi pakai istilah riset. Ketinggian!
Baca juga: Kawin Lari, yuk!
Balik ke permasalahan awal. Intinya tidak semua laki-laki sama, begitu pula perempuan. Tidak satu pun manusia di dunia ini yang sama persis sikap dan pemikirannya, kembar identik sekalipun. Â