Baca juga: Sudah Ngaji kok Suka Memfitnah?
Istri Hendak Meracun Suami
Alkisah seorang perempuan curhat pada ibunya. Ia benci sekali pada sang suami hingga ingin membunuhnya. Si istri meminta saran sang ibu, bagaimana cara melenyapkan suaminya.
Oleh ibunya, perempuan tersebut disarankan untuk meracuni suaminya. Tapi sebelum itu, perlakukan suamimu dengan baik agar ia tak curiga, begitu pesan sang ibu.
Tersenyumlah padanya, turuti semua perintahnya. Jangan bersuara keras, lemah lembutlah. Beri makanan terbaik, sambut ia setiap pulang, layani semaksimal mungkin.
Amsyong! Kalau si istri bisa berbuat sebaik itu, ngapain juga dia harus membunuh. Kalau ia masih mampu berbuat sesempurna itu di hadapan suami, artinya si suami belum sampai taraf layak dibunuh. Hadeu!
Endingnya tertebak dong. Si istri kemudian berbuat sangat manis terhadap suaminya, dan sang suami pun berubah menjadi sangat baik pada istrinya. Tak lagi marah-marah, suka memberi, dll. Alhasil, istri nan baik budi tsb mengurungkan niat untuk membunuh. Hm.
Boy, imam di rumah itu suami atau istri? Imam ikut makmum atau makmum ikut imam? Jadi pengarang dan pengirim pesan ingin istrinya berubah dulu, baru ia berubah sikap.
Aku telanjur menghapus pesan panjang itu sebelum sempat menanyakan pendapat beberapa teman, seperti yang biasa kulakukan sebelum menulis artikel. Tapi setidaknya setiap broadcast, entah dari BBM (waktu masih aktif) atau lewat WA (yang kabarnya mulai ditinggalkan), semua pengirim adalah laki-laki.
Bisa jadi, aku bukanlah satu-satunya perempuan yang sebal membaca tulisan inspirasi yang tidak inspiratif itu. Tapi sudahlah, suka-suka pengarang saja. Â Â
Dua kisah di atas pernah mampir ke ruang chatmu? Kalau mampu, dan sedang kurang kerjaan, cari tau yuk, dari mana sih awal mula pesan berantai itu? Pelawak mana yang mengarangnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H