Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa sih Pengarang Kumpulan Broadcast Maksa Itu?

19 Januari 2021   07:01 Diperbarui: 19 Januari 2021   07:20 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Alex Ware on Unsplash

Selama punya HP, minimal sejak pesan panjang sudah tak lagi makan pulsa, kamu pasti pernah menerima broadcast motivasi kehidupan di aplikasi chatting.

Dibilang hoaks, mungkin bukan. Karena sejak awal kita (seharusnya) tau bahwa yang dibagikan merupakan kisah fiktif, yang diambil hikmahnya dengan metode cocoklogi.

Gimana nggak disebut cocoklogi, kalau perumpamaannya dipaksakan dan kerap mengabaikan logika. Kita ambil dua contoh yang berhubungan dengan aku sebagai perempuan dan istri. Bukan baper ya, justru kalau mengomentari yang tak terhubung denganku, itu namanya sotoy.

Baca juga: Mau Kawinnya Tak Mau Anaknya

Jemuran Tetangga

Dikisahkan bahwa seorang istri yang baru saja pindah (atau baru menikah? Lupa) setiap hari mengabarkan jemuran tetangga mereka yang nampak dari dalam rumahnya.

Si istri pada setiap sarapan mengomentari jemuran tetangga yang menurutnya tidak bersih. Suami hanya diam saja, menyimak ucapan istrinya. Sampai pada kali kesekian, akhirnya suami memberi tau bahwa jendela kaca merekalah yang kotor, bukan jemuran tetangga.

Wow, hikmah yang luar biasa!

Tapi sebentar, ini mau menceritakan istri malas atau istri bermata siwer? Mau menyejajarkan cerita tak masuk akal itu dengan "pepatah tungau di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak"?

Agaknya si pengarang broadcast yang justru malas dan bermata siwer. Malas melakukan riset dan tak bisa membedakan mana kotoran yang melekat pada kaca dan mana yang melekat pada jemuran. Ia atau mereka tidak tau jika sore menjelang, jemuran akan diangkat sementara "kotorannya" tertinggal..

Ia atau mereka tak mengerti bahwa perempuan pandai mengenal bentuk dan mengingatnya untuk waktu yang lama. Istri siapa sih yang bisa-bisanya menyimpulkan bahwa kotoran yang nampak sama polanya, apa pun yang dijemur tetangga dari hari ke hari, adalah kotoran pada jemuran?

Ingin mengetuk hati orang tapi mengabaikan akalnya. Alih-alih tersentuh, malah bikin geli. 

Baca juga: Sudah Ngaji kok Suka Memfitnah?

Istri Hendak Meracun Suami

Alkisah seorang perempuan curhat pada ibunya. Ia benci sekali pada sang suami hingga ingin membunuhnya. Si istri meminta saran sang ibu, bagaimana cara melenyapkan suaminya.

Oleh ibunya, perempuan tersebut disarankan untuk meracuni suaminya. Tapi sebelum itu, perlakukan suamimu dengan baik agar ia tak curiga, begitu pesan sang ibu.

Tersenyumlah padanya, turuti semua perintahnya. Jangan bersuara keras, lemah lembutlah. Beri makanan terbaik, sambut ia setiap pulang, layani semaksimal mungkin.

Amsyong! Kalau si istri bisa berbuat sebaik itu, ngapain juga dia harus membunuh. Kalau ia masih mampu berbuat sesempurna itu di hadapan suami, artinya si suami belum sampai taraf layak dibunuh. Hadeu!

Endingnya tertebak dong. Si istri kemudian berbuat sangat manis terhadap suaminya, dan sang suami pun berubah menjadi sangat baik pada istrinya. Tak lagi marah-marah, suka memberi, dll. Alhasil, istri nan baik budi tsb mengurungkan niat untuk membunuh. Hm.

Boy, imam di rumah itu suami atau istri? Imam ikut makmum atau makmum ikut imam? Jadi pengarang dan pengirim pesan ingin istrinya berubah dulu, baru ia berubah sikap.

Aku telanjur menghapus pesan panjang itu sebelum sempat menanyakan pendapat beberapa teman, seperti yang biasa kulakukan sebelum menulis artikel. Tapi setidaknya setiap broadcast, entah dari BBM (waktu masih aktif) atau lewat WA (yang kabarnya mulai ditinggalkan), semua pengirim adalah laki-laki.

Bisa jadi, aku bukanlah satu-satunya perempuan yang sebal membaca tulisan inspirasi yang tidak inspiratif itu. Tapi sudahlah, suka-suka pengarang saja.   

Dua kisah di atas pernah mampir ke ruang chatmu? Kalau mampu, dan sedang kurang kerjaan, cari tau yuk, dari mana sih awal mula pesan berantai itu? Pelawak mana yang mengarangnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun