Persalinan tidak bisa dilakukan secara normal, harus lewat sectio caesarea. Menjelang dokter datang, aku diberi infus dan dibaringkan di ruang UGD bersama pasien lainnya, berbatas tirai saja.
Malamnya, pasien semakin banyak, tapi suasana makin hening. Seorang bapak di sebelahku tertidur, sepertinya lelah sekali. Ia ngorok kencang luar biasa. Aku tak bisa tidur, memikirkan diri akan dioperasi, hal yang belum pernah kualami sebelumnya.
Baca juga: Ini Loh Kisah Lengkap Lahirannya!
Lalu  kudengar pasien lain dan kerabatnya berbisik-bisik di bilik sebelah. Aku berada di antara mereka dan si bapak yang tidur.
"Suaro apo tu?"
Kutebak, pasti mereka terganggu dengan suara ngorok si bapak.
"Ibu sebelah ni ha, nak melahirkan," balas yang lain. "Tedok kayaknyo."
"Besak nian ngoroknyo."
"Iyo."
Aku terlalu sedih untuk menyahut mereka. Bahkan sekadar berdehem pun tak terpikirkan. Kutoleh si bapak yang wajahnya nampak dari tempatku. Memang enak sekali tidurnya. Bikin iri, sekaligus bikin fitnah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H