Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Juga Pernah Mimpi Bertemu Nabi

2 Januari 2021   06:00 Diperbarui: 2 Januari 2021   06:23 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Jared Evans dari Unsplash.com

Kasus Babe Haikal kukira sudah kelar, ternyata masih jalan. Kupikir sudah basi untuk dibahas, tapi sepertinya belum. Jauh sebelum pengakuan beliau, Yusuf Mansur juga pernah punya pengakuan yang mirip. Malah lebih wow lagi!

Bukan clickbait, nyatanya aku memang pernah mimpi bertemu Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wasallam. Waktu itu kutanyakan pada pengasuh rubrik tertentu sebuah majalah tentang mimpi tersebut.

Maka kemudian pertanyaanku dimuat, diberi ucapan selamat, kemudian beberapa orang mengirim email mengajakku berkenalan.

Salahnya, aku tidak menceritakan detail tentang mimpi itu. Dan pengasuh rubrik begitu berprasangka baik padaku, mungkin faktor nama depan. Lagi lagi.

Baca juga: Seremoni Berujung Sampah

Dalam mimpi itu, digambarkan aku tengah berada di padang pasir bersama dua orang yang tak kukenal. Di kejauhan, tepatnya di atas sebuah bukit, kulihat sebuah cahaya terang berkilau-kilau yang menarik perhatian kami bertiga.

Salah seorang dari mereka berkata, "Itu Nabi!"

"Nabi Muhammad?" tanyaku.

"Iya, Nabi Muhammad."

Lalu sayup-sayup terdengarlah suara murottal. 

Karena tak terlihat sosok manusia di atas bukit itu, hanya cahaya, maka aku fokuskan telinga untuk mendengar suara yang sepertinya berasal dari atas sana.

"Itu Nabi yang lagi ngaji," kata orang di sebelahku lagi.

Kusimak baik-baik, dan hey! Itu ngajinya jelek amat. Makhrajnya kacau, bahkan yang dibacanya sebagian bukanlah ayat Al-Qur'an. Saking heran, kupandangi sekitar, lalu semuanya hilang.

Yang kita pernah tau adalah, jika mimpi bertemu Nabi, artinya kita memang bertemu beliau. Sebab setan tidak bisa meniru Nabi Muhammad saw, seperti jin yang kerap hadir di mimpi, persis serupa dengan orang yang telah wafat. Malah juga bisa datang di kehidupan nyata.

Pada kali kedua, aku bermimpi menghidangkan makanan pada sekelompok orang. Setelah aku berlalu, seseorang mengatakan padaku bahwa aku telah menghidangkan makanan untuk Nabi. Kutoleh seseorang yang duduk menerima nampanku tadi.

Tubuhnya tinggi besar, mengenakan jubah dan sorban. Ia duduk bersila. Wajahnya tak terlihat, kelewat samar. Malah mirip gambar pada buku yang sengaja tidak menampilkan mata, hidung, dan mulut aktornya. Aku tau diri saja. Begitu bangun, kuyakini bahwa aku lupa membaca doa.

Dari berbagai sumber kudapatkan, bahwa Rasululullah shallallahu 'alayhi wasallam memiliki ciri fisik di antaranya berkulit putih, berambut ikal, berperawakan sedang (tidak tinggi tidak pendek), dst.

Dalam mimpiku, tidak kudapatkan orang dengan ciri demikian. Apalagi pada mimpi pertama, tak perlu cari sana sini sebenarnya, dasar aku iseng waktu itu. Mana mungkin Nabi tak bisa baca Al-Qur'an.

Baik mimpi pertama maupun kedua, bahwa orang yang dimaksud sebagai Nabi adalah petunjuk dari sosok yang ada dalam mimpi-mimpi itu, bukan kesimpulanku. Aku berprasangka bahwa mereka adalah setan yang menyusup ke dalam mimpiku. Hebat ya teknologi mereka!

Baca juga: Awas Ketindihan!

Bersyukur walau sedikit, aku masih diberi Allah ilmu agama. Jadi gak kemakan hoaks buatan makhluk laknat itu. Syukurnya lagi, aku juga nggak punya pengikut. Cuma secuil follower, itu pun mutualan. Yang kalau kuunfol, pasti mereka balas unfol balik. Jadi kecil kemungkinan menyesatkan banyak orang.

Eh, aku gak bilang orang-orang yang mimpi bertemu Nabi itu pada kepeleset ya. Sumpah aku hanya bahas mimpiku yang aneh.

Tak hanya mimpi bertemu Nabi yang aneh. Aku juga pernah mimpi ke bulan, salaman dengan Pak Karno, mimpi berenang padahal di dunia nyata gak bisa berenang, mimpi terbang, makan, dapat duit, kehilangan duit, .... Kamu juga pernah kan!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun