Kuakui, mereka lebih unggul dalam mengolah fitur HP/tablet, tapi tidak kusuarakan seperti kakak-kakakku dulu. Khawatir anakku jemawa. HP zaman sekarang berbeda dengan komputer zamanku dulu.
Bermain dengan yang Lebih Tua
"Jangan main samo orang besak, gek diolo'i!" pesan seorang tetangga pada anaknya.
Aku tau kok, yang dimaksud itu aku. Padahal apa yang mau diporotin? Wong anaknya gak punya duit jajan, justru jajanku lebih banyak.
Salahku hanya aku tak punya adik, jadi otomatis saja dunia membuatku suka bermain dengan yang lebih kecil. Kakakku seabrek-abrek, kalau main aku jadi anak bawang. Ikut sembunyi tapi gak ada yang nyari. Di mana serunya?
Lagi-lagi zaman membuktikan perubahannya. Ketika anak-anakku dan temannya bermain dengan yang lebih tua, mereka pulang membawa "oleh-oleh" yang tak terduga. Â
Salah satu permainan favorit kami adalah permainan ABCD Ada Berapa. Konsepnya kubuat lebih "serius". Kami mengadu jari, lalu menuliskan kata dengan awal huruf hasil hitung jari sebanyak 5 kata.
Pemain yang kata dalam daftarnya sama dengan kata yang sudah ditulis pemain lain, dia kalah. Jadi bukan sekadar mencari kata dengan awalan huruf tertentu, mereka dituntut kreatif mencari kata yang tidak biasa.
Baca juga: PJJ, Potongan Kisah Pandemi 2020
Maka terpilihlah huruf J, saat suatu kali kami bermain. Ada jaring, jungkat-jungkit, jasa, dll. Tau-tau muncul kata "Jung-kook" yang ditulis "junkok" oleh si kakak.
"Apa itu, Kak?" yang kutau jongkong, makanan mirip bubur sum-sum.
"Bi-ti-es,Mi!" jawabnya. Hm, padahal tak pernah sekalipun tayangan BTS muncul di rumah ini.