Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Begajul

19 November 2020   19:33 Diperbarui: 19 November 2020   19:47 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu hening. Kutunggu Mia berkata lagi, tapi tak kunjung terjadi. Ia sibuk mengatur napas, menahan genangan di matanya. Aku hanya bisa mematung.

"Aku rindu keluargaku, tapi aku juga benci mereka." Suara Mia agak bergetar.

Lebih lama lagi Mia terdiam. Ketika kutoleh, ia sudah lelap. Kurang ajar! Makiku dalam hati, lalu keluar tanpa pamit. Misi berikutnya adalah mencari tau, di mana keluarga Mia.

Kukira aku akan melewati perkampungan kumuh, ternyata tidak. Bukan pula rumah kecil di pinggiran kota. Lewat alamat yang didapatkan Boby dari orang bayarannya, tibalah aku di sebuah rumah yang terbilang mapan, di kawasan yang cukup strategis.

Seorang anak dengan Iqro' di tangan menyambutku. Kutanyakan padanya nama seorang laki-laki yang diyakini valid sebagai ayah Mia.

"Oh, Ustaz ada di dalam!" balas anak itu, sembari berlari bersama teman-temannya ke paviliun.

Cerpen lainnya:

Pada Bangku dan Dedaunan

Mencari Tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun