Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Begajul

19 November 2020   19:33 Diperbarui: 19 November 2020   19:47 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bilang sama dia, aku berubah bukan karena siapa-siapa. Dia gak perlu merasa harus membimbing aku. Aku terlalu kotor buat dia!" ujar Mia lagi.

Aku masih tak menjawab. Memang konyol, aku sendiri merasa begitu. Apa-apaan si Boby, minta aku menemui Mia sebagai comblang. Mengajak cewek ini nikah muda cuma gara-gara kenal di IG.

"Aku cuma nyampein amanah," kataku akhirnya.

"Kamu sendiri ilfil kan?" Mia tersenyum lagi, seperti bisa menebak pikiranku. "Sebelum kamu datang pun, aku sudah berencana keluar dari sana. Aku dari dulu juga sudah tau, lingkungan yang membuatku rusak. Tapi akunya yang memang enggan untuk keluar."

"Karena?"

"Yaaa, masih menikmati. Kamu dan jutaan remaja lain mungkin tipikal yang mudah dinasihati. Aku ... kadang aku merasa jijik pada yang menasihati." Mia tertawa sinis.

"Aku juga bukan anak baik, kok. Kalau Boby, emang dari kecil sudah lurus banget hidupnya," kujawab agar ia paham. Aku dan dia sama, kami cuma remaja biasa.

Boby sepupuku, adalah cucu kesayangan Nenek. Ia hafal Al-Qur'an sejak kecil, mengikuti jejak kakek kami. Tapi cucu lainnya, biasa saja. Seperti aku. Karena ibuku tinggal bersama Nenek, otomatis aku dan Boby cukup akrab.

Dia sering bercerita tentang cita-cita yang ia rahasiakan sejak kecil. Agak nyeleneh memang, masa anak kecil sudah berpikir sejauh itu!

Boby ingin menikah dengan cewek yang bukan cewek baik-baik. Tujuannya, ia akan membuat cewek itu jadi istri yang shalihah. Gila kan! Dan inilah dia, Mia. Yang Boby kenal lewat Instagram.

"Aku boleh merokok?" tanya Mia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun