Sependek pengetahuanku dalam usia ngeblog yang terbilang baru, blog walking adalah bagian penting dari proses menjadi blogger. Bahkan yang sudah suhu sekalipun, meski mulai jarang, tapi tak meninggalkan aktivitas ini sama sekali.
Bisa dibilang, blog walking adalah kewajiban sekaligus kebutuhan. Seperti proses pada dunia kepenulisan lainnya, untuk bisa menulis, seseorang harus membaca.
Maka, blog walking bukan sekadar sowan dengan harapan dikunjungi balik. Lebih dari itu, blog walking juga salah satu jalur untuk mendapatkan inspirasi menulis.
Blog Pribadi dan Kompasiana
Di blog pribadi, blog walking diperlukan untuk saling terhubung dengan narablog lain, sekaligus bagian dari kebutuhan menanam backlink.
Sebagian blogger menganggap menanam backlink di kolom komentar tak efektif, karena setelan default-nya nofollow. Tapi masih banyak yang meyakini sebaliknya. Aku sendiri belum tau mana yang benar.
Tapi menanam tautan blog pribadi di kolom komentar blog orang lain, masih sering kulakukan saat blog walking. Karena aturan komunitas atau grup bloggernya memang begitu.
Baca juga: Taaruf Online, Syar'i Nggak?
Buka blog teman minimal 3 menit, tinggalkan komentar yang relevan setidaknya 7 kata. Sebelum pergi, buka halaman artikel lain selain yang ia daftarkan (atau minimal ke home/beranda di blog yang sama) agar bounce rate teman tidak tinggi. Jika tulisan memang dirasa menarik, alangkah baiknya jika dibagikan via medsos.
Memberatkan ya? itu kalau kita pakai matematika standar manusia. Dengan percaya bahwa yang kita beri akan kembali pada kita, percaya deh, keuntungan yang didapat teman tadi juga akan kita dapatkan. Entah dari mana jalannya, gak usah hitungan dong dengan teman!
Itu kalau di blog pribadi, bagaimana dengan blog keroyokan seperti Kompasiana? Lebih kurang sama. Baca tenang-tenang, kalau menarik beri vote yang sesuai. Jika tak suka, pergi saja. Â
Vote Tidak Menarik di Kompasiana
Blogwalking di Kompasiana bisa dibilang tidak seribet blog pribadi. Kita tidak perlu cek DA/PA dan spam score blog teman, yang konon bisa menular.
Tinggal baca dan vote. Komentar sekiranya perlu, bagikan jika sangat informatif atau inspiratif. Tapi ada tombol yang cukup meresahkan, yang tidak pernah kuklik, tapi ada perasaan ngeri jika seseorang menggunakannya untuk artikelku.
Ciee, baper. Artinya aku cewek asli dong! Perasa. Jangan bilang kamu gak sedih kalau tulisanmu divote tidak menarik.
Nah begitulah, karena kita tidak ingin dinilai buruk, maka tahanlah jari agar tidak menilai buruk tulisan orang lain.
Baca juga: 5 Hal Berbahaya yang Dilakukan Pengguna HP
Daripada memberi vote tidak menarik, jika memang tidak ada alternatif yang dekat, misalnya unik atau menghibur (bukan berarti kalau orang memilih unik/menghibur artinya sedikit tidak menarik), lebih baik pergi saja.
Tinggalkan saja artikel itu tanpa harus menyakiti hati penulisnya. Kembali seperti blogwalking untuk blog pribadi, apa yang kita beri akan kembali pada kita.
Jadi sepusing-pusingnya dengan aturan blogwalking yang kita tetapkan sendiri (di Kompasiana) atau sesuai aturan komunitas, nikmati saja.
Toh pening-pening ada duitnya. Hah, ngeblog gara-gara duit? Kamu kira nulis sereceh ini gak makan waktu makan kuota ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H