Saking senang melihat baju tersebut, seseorang kemudian merekam diri sendiri saat mengenakannya, Â berupa foto maupun video.
Sebentar. Bukannya kalau terlalu kagum pada apa yang kita kenakan, rasanya nyaris tidak mungkin untuk tidak membagikannya agar dilihat orang lain juga?
Nah, pada tahap ini, orang tersebut akhirnya masuk ke kelompok eksibisionis. Yaitu perilaku menyimpang yang mana orang yang bersangkutan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dengan menunjukkan alat kelaminnya kepada orang lain di muka umum (halodoc).
Menurut American Psychiatric Association, eksibisionis termasuk dalam parafilia (ketertarikan seksual pada hal-hal yang tidak biasa atau tabu, KBBI). Sama seperti fetish kain jarik yang sempat viral beberapa waktu lalu.
Apa yang termuat di situs halodoc pun bisa dibilang senada dengan Annabelle Knight dan "situs kencan dengan selingkuhan" di atas. Meski eksibisionis tergolong gangguan mental, tapi merekam kegiatan ranjang pribadi dianggap hal yang normal.
Normal, selama itu tidak untuk dipublikasi. Masalahnya, siapa yang bisa menjamin video itu tak akan ke mana-mana? Terlalu banyak faktor yang bisa jadi sebab menyebarnya materi superpenting tersebut.
Konflik hubungan, human error saat menggunakan HP, aksi hacker, dll. Pantaslah Nabi Muhammad (shallallahu 'alayhi wasallam) melarang umatnya mengumbar cerita ranjang kepada orang lain.
Baca juga: Penyakit Mental Selain Eksibisionis
"Termasuk orang yang paling jelek di sisi Allah kedudukannya pada hari kiamat, yaitu lelaki yang menggauli istrinya dan istrinya menggaulinya, kemudian lelaki itu menyebarkan rahasianya." (HR Muslim).
Lah, mereka kan bukan sedang membagi cerita? Ya kalau sekadar ngobrol kosong soal ranjang saja dilarang, apalagi rekam merekam. Menghindari mudarat lebih utama daripada mencari manfaat.
Begitu pula dengan menyimpan video syur orang lain untuk meningkatkan gairah. Melihat aurat orang lain dan risiko kecanduan video porno, jelas tak sebanding dengan manfaat yang digadang-gadang para produsen video porno.